New Delhi - Korban tewas dalam kerusuhan berlatar belakang agama di Delhi telah meningkat menjadi 21 orang. Pejabat telah meminta tentara untuk dikerahkan, sementara ibu kota India itu menilai kerusakan yang dialami pada Rabu pagi, 26 Februari 2020.
Kepala Menteri New Delhi Arvind Kerjiwal menyebut kekerasan yang telah berlangsung selama tiga hari itu "mengkhawatirkan" dan mengatakan polisi telah kehilangan kepercayaan publik.
"Tentara harus dipanggil dan jam malam diberlakukan di daerah yang terkena dampak (di timur laut kota) segera," katanya sebagaimana dilansir Independent, Rabu (26/2/2020).
Para hakim Mahkamah Agung termasuk di antara mereka yang mengkritik kegagalan polisi untuk menghentikan massa pro-pemerintah yang memukuli Muslim di jalan, meneriakkan slogan-slogan nasionalis Hindu dan membakar toko-toko dan rumah-rumah milik Muslim.
Hingga saat ini hanya satu orang yang ditangkap karena dicurigai ikut serta dalam kerusuhan.
Laporan dan video saksi di media sosial menunjukkan sebuah tempat ibadah Muslim dibakar dan sebuah masjid dirusak dan dibakar di lingkungan Ashok Nagar, dengan bendera dewa Hindu Hanuman dikibarkan di atapnya.
Jumlah korban yang terluka dalam bentrokan, baik Hindu dan Muslim, telah meningkat tajam, melebihi 250 orang. Pejabat rumah sakit mengatakan mereka merawat banyak korban karena luka tembak, sementara yang lain dipukuli dengan tongkat, menderita luka tikam atau terluka karena melompat dari ketinggian.
Bentrokan pertama kali pecah pada Minggu, 23 Februari 2020, antara demonstran yang mendukung undang-undang kewarganegaraan India yang baru dan yang para penentangnya.
Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA), yang memberikan amnesti kepada imigran non-Muslim dari tiga negara mayoritas Muslim terdekat - Afghanistan, Pakistan dan Bangladesh. Undang-undang itu menimbulkan kekhawatiran bahwa status sekuler India dalam bahaya, dan para kritikus mengatakan CAA mendiskriminasi umat Islam.
Kerusuhan itu adalah kekerasan komunal paling mematikan di ibu kota sejak 1984, ketika ribuan orang Sikh terbunuh massa setelah Perdana Menteri Indira Gandhi dibunuh oleh pengawalnya, yang merupakan orang Sikh.
Sumber: Okezone.com