5 Cara Agar Tak Jadi 'Budak Cinta'



Saat sedang jatuh cinta, biasanya perasaan seseorang menjadi lebih bergairah. Tapi apa jadinya jika Anda kebablasan alias menjadi bucin atau budak cinta? (Istock/Artem Peretiatko)


Jakarta - Saat sedang jatuh cinta, biasanya perasaan seseorang memang menjadi lebih hidup atau bergairah. Secara biologis hal ini lumrah. Tapi apa jadinya jika Anda kebablasan alias menjadi bucin atau budak cinta?

Psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Anna Surti Ariani mewanti-wanti, saat masuk ke taraf 'bucin' seseorang seringkali akan lupa diri. Sehingga tak mengenali ketika melakukan tindakan yang cenderung tak masuk akal atau di luar nalar.

Karena itu untuk mengantisipasi hal tersebut, penting untuk bercerita ke orang dekat. Entah itu kawan, ataupun anggota keluarga yang dipercaya. Sehingga setidaknya ada 'rem' sebagai pengingat saat Anda sedang 'blong'.

"Kuncinya sebenarnya menyadari apa yang kita lakukan. Tapi orang itu kan suka merasa dia sadar, padahal dia sedang tidak sadar. Jadi pada dasarnya kita mesti terbuka sama orang lain," tutur Anna kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.

Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan agar Anda tidak terjebak menjadi bucin.




1. Bercerita
Masing-masing orang berbeda tipe, ada yang dengan mudah membicarakan hubungan asmaranya dengan orang lain, ada pula yang susahnya minta ampun.

Demi kebaikan diri, cobalah untuk terbuka. Bukan berarti lantas Anda memaksa diri menceritakan kisah asmara ke banyak orang, cukup satu orang yang paling tepercaya pun tak masalah. Yang penting, ada yang akan selalu jadi pengingat saat Anda kebablasan.

"Masalahnya, memang kalau orang udah sampai bucin gitu kan kadang-kadang emang nggak ngeh, sampai benar-benar terperosok. Itulah makanya pentingnya ada teman yang ngingetin," tukas Anna.

Keberadaan orang terdekat itu bisa menjadi alarm. Nah, bagaimana mau punya pengingat kalau Anda memendam semua hal atau hanya berdiam diri.

"Kemungkinan temannya kan akan komentar. Misalnya, 'lo lebay banget sih, lo bucin banget,' misalnya kayak gitu. Itu tu berarti sudah ada feedback dari orang lain bahwa ada sesuatu yang berlebihan yang kita lakukan. Berarti ya kita mesti mengurangi itu," jelas Anna.

2. Seimbangkan keadaan
Tetap tekuni hobi atau kegiatan yang Anda senangi. Mustahil orang tak punya aktivitas yang dia senangi. Entah itu soal musik, menjahit, lari sore di taman, memasak atau menjelajah toko buku.

Anda harus bisa menyeimbangkan waktu untuk diri Anda dengan si dia. Dunia ini tak melulu soal hubungan asmara Anda dan si dia, perkembangan diri juga penting.

"Jadi nggak ada ya itu kerjanya itu bengong aja. Tapi kita punya kegiatan yang bermakna, produktif gitu. Jadi nggak terus-terusan hanya memikirkan orang ingin kita dekati itu saja."

3. Sering-sering merefleksikan hubungan
Berkaca pada apa yang sudah Anda lewati dengan gebetan atau pacar. Ada baiknya merunut satu per satu yang sudah Anda lakukan untuk si dia. Usahakan dilakukan dalam kondisi yang tenang.

Dengan begitu, Anda bisa menimbang apakah yang diperbuat pacar atau gebetan itu sebanding dengan yang Anda lakukan. Anda juga bisa memperkirakan, apakah yang diminta selama ini cenderung menyusahkan Anda atau masih biasa-biasa saja.

4. Tak perlu menuruti semua
Ingat, Anda sebetulnya tak punya kewajiban untuk mematuhi setiap keinginan si dia. Menunjukkan rasa cinta atau kasih sayang secara berlebihan hanya akan membikin Anda lelah.

Tak perlu menampik setiap kali perasaan bosan atau kesal hati itu muncul. Kamu bisa menolak keinginan pacar atau gebetan. Apalagi jika itu menyusahkan atau justru membahayakan diri sendiri.

Orang yang sungguh-sungguh menyayangi Anda, takkan tega membiarkan Anda sedih atau terluka. Jadi kalau ternyata si dia malah marah setiap kali permintaannya tak dituruti? Anda perlu mempertanyakan ulang relasi cinta yang selama ini terjalin.

5. Jujur pada diri sendiri

Tidak perlu memberikan permakluman untuk diri sendiri. Kalau memang Anda merasakan gelagat dimanfaatkan atau si dia hanya datang ketika perlu maka Anda harus memaknai ulang hubungan ini.

Kalau memang dia ternyata tidak benar-benar sayang dengan Anda maka ambil keputusan, Bila perlu, jangan ragu untuk mengakhiri hubungan. Tak perlu susah payah mempertahankan hubungan jika nyatanya yang berkorban hanya satu pihak.

"Yang harus kita sadari, orang yang didekati itu kelihatannya gimana. Ada yang memang kelihatan betul-betul senang, tapi ada juga yang nggak begitu. Jadi coba jujur terhadap diri sendiri. Ini, apakah benar-benar memang perlu segitunya banget sama di dia," ungkap Anna.

Selama belum ada ikatan, jangan ragu untuk mengakhiri setiap proses. Toh, Anda dan dia masih bisa berteman tanpa salah satu harus merelakan kepentingan diri demi orang lain--yang belum tentu memikirkan Anda.***





Sumber : CNN Indonesia.com