AS Akan Evakuasi Warganya Dari Kapal Pesiar Yang di Karantina Jepang

 

Sebagian besar penumpang dan awak masih dikarantina di dalam kapal pesiar Diamond Princess setelah 218 orang dinyatakan positif (AP Photo/Jae C. Hong)


Tokyo - Otoritas Amerika Serikat (AS) berencana mengevakuasi 380 warganya yang kini masih ada di dalam kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang akibat wabah virus corona. Evakuasi akan dilakukan paling cepat pada Minggu (16/2) besok.

Seperti dilansir CNN, Sabtu (15/2/2020), Departemen Luar Negeri AS menyatakan pihaknya sedang bersiap untuk mengevakuasi warga AS yang ada di dalam kapal pesiar itu. Laporan soal rencana evakuasi warga AS ini awalnya dilaporkan oleh media terkemuka The Wall Street Journal (WSJ).

Henry Walke dari Divisi Kesiapsiagaan dan Kemunculan Infeksi pada Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) menuturkan kepada WSJ bahwa Departemen Luar Negeri AS akan menawarkan tempat duduk pada dua pesawat charter untuk menerbangkan 380 warga Amerika dan keluarganya kembali ke AS.

Lebih dari 3.700 penumpang dan awak, termasuk 87 warga negara Indonesia (WNI), terjebak di dalam kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di pelabuhan Yokohama, Jepang, sejak 4 Februari lalu. Rencananya, karantina terhadap kapal pesiar itu akan selesai pada 19 Februari mendatang.

Namun dalam pernyataan via email kepada warga AS yang menjadi penumpang kapal pesiar itu, Kedutaan Besar AS di Tokyo menyatakan proses evakuasi akan dimulai pada Minggu (16/2) malam waktu setempat. Pihak Kedubes AS bahkan memberikan rencana detail soal proses evakuasi itu yang bersifat sukarela itu.

"Pemerintah AS merekomendasikan, dengan penuh kehati-hatian, bahwa warga AS turun dan kembali ke Amerika Serikat untuk pemantauan lebih lanjut," demikian bunyi email Kedubes AS untuk Jepang, yang didapatkan CNN dari salah satu penumpang kapal pesiar Diamond Princess. Diketahui bahwa beberapa warga AS di dalam kapal pesiar itu mengirimkan email yang isinya meminta klarifikasi kepada Kedubes AS di Tokyo setelah mendapatkan kabar soal rencana evakuasi.

Disebutkan juga oleh Kedubes AS bahwa setiap warga yang bersedia dipulangkan dari Jepang, masih harus menjalani masa karantina lanjutan selama 14 hari setibanya di wilayah AS. "Kami memahami ini membuat frustrasi dan perlu penyesuaian, tapi langkah-langkah ini konsisten dengan kebijakan penuh kehati-hatian yang telah kami lakukan demi membatasi potensi penyebaran penyakit ini," sebut Kedubes AS dalam email itu.

Menurut email Kedubes AS itu, warga AS yang ingin dievakuasi akan dibawa dengan beberapa bus dari pelabuhan Yokohama ke sebuah bandara yang tidak disebutkan namanya, untuk selanjutnya diterbangkan ke AS. Pesawat charter itu akan mendarat di California dan Texas, yang telah menjadi lokasi karantina sejumlah warga AS lainnya yang dievakuasi dari China.

Para penumpang akan diperiksa untuk gejala-gejala dan kami bekerja bersama mitra dari Jepang untuk memastikan setiap penumpang tanpa gejala akan menerima perawatan di Jepang jika mereka tidak bisa naik pesawat," demikian pernyataan Kedubes AS.

Tawaran evakuasi ini tidak berlaku untuk warga AS yang sudah dinyatakan positif virus corona di Jepang, juga bagi mereka yang menunjukkan gejala-gejala virus tersebut. Bagi orang-orang yang tidak bisa ikut dievakuasi, Kedubes AS memastikan mereka akan menjalani perawatan medis di Jepang.

"Pesawat akan mendarat di Amerika Serikat, tepatnya di Pangkalan Udara Travis di California. Beberapa penumpang kemudian akan melanjutkan penerbangan ke Pangkalan Udara Lackland di Texas. Kami akan memberikan informasi soal tujuan akhir Anda sebelum naik pesawat," terang pihak Kedubes AS kepada warganya.

Bagi warga AS yang memilih tidak ikut dievakuasi dengan pesawat charter ini, pihak Kedubes AS menyatakan mereka 'tidak akan bisa kembali ke Amerika Serikat untuk jangka waktu tertentu'. Sejauh ini, ada 218 kasus virus corona yang terkonfirmasi dari kapal pesiar itu.***




Sumber : Detik.com