BIN: Puncak Virus Covid-19 Ketika Ramadhan Jika Pemerintah Tak Sigap


Jakarta ‐ Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN), Afini Boer, menyampaikan puncak penyebaran virus corona (outbreak) akan berlangsung pada Mei, bertepatan dengan Ramadan 1441 Hijriah.

Afini menjelaskan skema yang ia buat telah menggunakan perhitungan matematis untuk menemukan hasil tersebut. Berdasarkan penelitiannya bersama berbagai pihak, outbreak akan terjadi terhitung dari 60 hari sejak ditemukan virus corona di Indonesia.

"Kita sudah membuat skema menggunakan perhitungan matematis, di Indonesia outbreak akan terjadi dalam 60 hari, berarti bulan Mei," ujarnya di Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (13/3).

Penelitian tersebut menurut Afini bertujuan untuk membantu langkah-langkah pemerintah dalam menangani kasus virus corona. Terutama menekan angka infeksi dalam dua bulan ke depan.

"Tujuannya bukan menebar kepanikan, tapi supaya pemerintah bisa sigap dalam menangani virus ini," katanya.

Lebih lanjut, Afini menyatakan Indonesia akan mampu menekan penyebaran virus corona jika pemerintah melakukan upaya maksimal dalam pencegahan dan penanggulangan.

Meski demikian, ia tetap mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan pemerintah selama ini, termasuk penunjukan juru bicara untuk virus corona.

"Jika pemerintah melakukan persiapan yang optimal, tentu bisa menekan angka infeksi virus corona, sehingga nanti grafik yang kita siapkan tidak akan mencapai puncak, tentunya skema yang dibuat untuk mencegah ini," ucapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyampaikan Indonesia belum memasuki tahap untuk lockdown atau isolasi.

Menurutnya perlu persiapan yang optimal untuk melakukan lockdown, terutama persiapan rumah sakit di daerah dan komunikasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Kalau lockdown itu belum perlu, kita masih harus optimalisasi informasi dengan daerah, persiapan rumah sakit dan laboratorium juga perlu dilakukan," ucapnya.

Meutya juga mengingatkan pentingnya personel TNI dalam menjaga perbatasan dan pelabuhan di pintu masuk Indonesia, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang dibawa dari luar negeri.

"Saya rasa penjagaan oleh TNI perlu dilakukan saat ini tidak hanya di jalur udara, tapi juga nonudara, penjagaan pintu masuk nonudara seperti laut, itu harus diperketat lagi " katanya.

Menurutnya, dalam situasi seperti ini TNI bisa dilibatkan dalam bentuk Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

"Di bandara memang kita lihat sudah ada penjagaan, tapi di pelabuhan, di perbatasan-perbatasan ini silahkan libatkan TNI, karena memang ini adalah bagian dari OMSP," ujarnya.

Selain mengerahkan TNI dalam menangani wabah virus corona, Muetya mengatakan Komisi I DPR akan membentuk panitia kerja (panja).

Panja ini bersifat sementara, dengan tugas mengawasi dan memastikan lembaga-lembaga terkait melakukan tugasnya dalam menangani virus corona.

"Panja itu pendalaman sifatnya, kita ingin memastikan setiap mitra di komisi I yang kebetulan punya peran besar terutama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kemlu, Kemenhan, dan juga BIN untuk memastikan bahwa terkait dengan tupoksi mereka itu sudah dijalankan untuk membantu dan mendeteksi corona," jelasnya.

Panja ini masih dalam tahap pembahasan di Komisi I DPR dan akan dibahas lebih detail pada persidangan yang akan datang.

"Saat ini baru pembentukan, nanti kita baru dapatkan nama-nama dari masing-masing fraksi, lebih lanjut nanti dalam sidang berikutnya," ujarnya.



Sumber: Cnnindonesia.com