e-Commerce Menjamur di RI, Tapi Barang Lokal Hanya 10%


Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengungkapkan, 70% produk dalam lapak e-commerce di Indonesia merupakan produk ekonomi kreatif (ekraf). Akan tetapi, di antara produk tersebut, hanya 10% dihasilkan oleh pengusaha lokal.

"70% produk-produk e-commerce itu kebanyakan produk ekonomi kreatif. Tetapi hanya 10% produk buatan Indonesia," ungkap Wishnutama dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Tak hanya itu, produk ekraf asing juga mendominasi pusat perbelanjaan.

"Tetapi juga di mal kita lihat banyak sekali produk-produk asing mendominasi. Unfortunately, hari ini pemainnya atau penguasanya bukan pemain lokal," papar Wishnutama.

Untuk menyeimbangkan persaingan produk asing dan lokal baik di e-commerce maupun pasar offline seperti mal, pemerintah akan menggodok suatu regulasi.

"Ini harus ada regulasi yang meningkatkan gairah, pemasaran, kualitas produk-produk lokal. Di era digital ini banyak yang mungkin tidak menyadari bahwa bagian penting dari ekosistem ini belum kita kuasai dan ini saatnya kita berbuat sesuatu untuk menciptakan ekosistem yang berpihak kepada produk-produk lokal," tutur dia.

Ia menjelaskan, kegiatan workshop perlu dirutinkan untuk membina para produsen produk ekraf lokal. Salah satunya workshop desain untuk menciptakan produk yang memenuhi keinginan masyarakat termasuk kemasan yang menarik.

"Kita harus ciptakan workshop. Ruang-ruang laboratorium. Mendesain produk-produk supaya lebih kekinian dan sesuai zaman. Dan tentu ke depan banyak hal di antara kementerian/lembaga kita yang harus diselaraskan untuk mengimplementasi segala macam tujuan untuk meningkatkan produk-produk ekraf yang sangat menunjang UMKM dan perdagangan Indonesia," pungkasnya.

Sumber: Detik.com