Keris Pangeran Diponegoro Ditemukan di Belanda


Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda menyerahkan kembali keris milik Pangeran Diponegoro kepada Duta Besar Indonesia I Gusti Agung Wesaka Puja, setelah hilang ratusan tahun.

Keris itu rencananya akan disimpan di Monumen Nasional, Jakarta.

"Kris itu sangat penting bagi Indonesia. Diponegoro adalah pahlawan nasional kami. Atribut pangeran ini menyatakan statusnya," demikian keterangan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag Fery Iswandy seperti dikutip The Guardian, Kamis (5/3).

Dilaporkan media setempat NRC pada Kamis (4/3), keris yang sempat hilang selama ratusan tahun tersebut berhasil ditemukan dalam koleksi nasional di Museum Volkenkunde, Leiden. Sebelumnya, tim peneliti telah melakukan proses identifikasi pada koleksi-koleksinya selama dua tahun.

Selain keris, pihak museum juga mengembalikan tombak dan pelana milik Pangeran Diponegoro.

Keris tersebut menjadi senjata Pangeran Diponegoro masa penjajahan Belanda. Setelah ditangkap, ia menyerahkan kerisnya pada Gubernur Hindia Belanda Hendrik Merkus de Kock.

Keris tersebut kemudian dihadiahkan kepada Raja Willem I pada 1831 dan masuk dalam koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda.

Memasuki tahun 1883, keris Diponegoro dipindahkan ke sejumlah museum dan tersebar bersama dengan peninggalan bersejarah lainnya. Informasi terkait koleksi-koleksi itu pun hilang.

Beberapa keris termasuk keris Diponegoro akhirnya disimpan dalam Museum Etnologi Nasional Belanda.

Namun, ketika itu keris milik sang pahlawan masih belum teridentifikasi, sehingga tak dapat dikembalikan saat perjanjian pengembalian benda bersejarah antara Indonesia dan Belanda pada 1975.

Pada tahun 1985, Duta Besar Belanda Frans van Dongen, menyarankan direktur Museum Nasional Etnologi untuk melakukan penelitian lebih lanjut agar dapat menemukan keris milik Pangeran Diponegoro.

Sementara itu, Museum Bersejarah Bronbeek di Arnhem juga menyatakan kemungkinan menyimpan beberapa peninggalan Diponegoro. Namun, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Kami belum mengidentifikasinya, karena itu merupakan bagian kecil. Tapi kami akan mengembalikannya setelah teridentifikasi," kata Direktur Museum Pauljac Verhoeven.

Sumber: Cnnindonesia.com