Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim
bahwa AS telah melewati yang terburuk dari pandemi virus Corona dan dirinya
akan mengumumkan pedoman untuk membuka kembali perekonomian pada Kamis (16/4)
waktu setempat.
"Jelas bahwa strategi agresif kita berhasil," ujar
Trump pada konferensi pers, Rabu (15/4) waktu setempat.
Hal ini disampaikan Trump di saat jumlah kematian karena
COVID-19 mencapai lebih dari 2 ribu jiwa dalam sehari, dengan total kematian di
AS mencapai sekitar 30 ribu orang.
Melansir Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita
internasional yang menarik perhatian pembaca hari ini, Kamis 16/4/2020
(detik.com) :
Jumlah korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19) di
wilayah Amerika Serikat
(AS) telah melampaui 30 ribu orang. Total kasus di negara ini juga semakin
bertambah hingga melampaui 635 ribu kasus.
Seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (16/4/2020), data
penghitungan terbaru Reuters menyebut lebih dari 30.800 orang meninggal dunia
akibat virus Corona di wilayah AS hingga Rabu (15/4) sore waktu setempat.
Laporan terbaru dari Johns Hopkins University, seperti
dilansir AFP, menyebut AS mencatatkan 2.569 kematian baru dalam 24 jam terjadi.
Angka ini mencetak rekor baru untuk jumlah kematian tertinggi dalam sehari di
seluruh dunia.
Sebut AS Telah Lewati Puncak Corona: Strategi Agresif Kita
Berhasil
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa AS
telah melewati yang terburuk dari pandemi virus Corona dan dirinya akan
mengumumkan pedoman untuk membuka kembali perekonomian pada Kamis (16/4) waktu
setempat.
"Jelas bahwa strategi agresif kita berhasil," ujar
Trump pada konferensi pers, Rabu (15/4) waktu setempat.
Trump menambahkan bahwa "perkembangan yang
menggembirakan ini telah menempatkan kita pada posisi yang sangat kuat untuk
menyelesaikan pedoman bagi negara-negara bagian tentang pembukaan kembali
negara."
Dia mengatakan bahwa dirinya akan membahas ini dalam
konferensi pers pada hari Kamis, untuk "mengumumkan pedoman."
Sekjen PBB: Hanya Vaksin Corona yang Bisa Bikin Dunia
Kembali Normal
Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres
mengatakan bahwa vaksin COVID-19 mungkin satu-satunya hal yang bisa mengembalikan
dunia pada keadaan normal. Guterres pun berharap vaksin tersebut akan tersedia
sebelum akhir tahun ini.
"Vaksin yang aman dan efektif mungkin merupakan
satu-satunya alat yang dapat mengembalikan dunia pada rasa 'normal,'
menyelamatkan jutaan nyawa dan triliunan yang tak terhitung," ujar
Guterres dalam konferensi video dengan puluhan negara-negara Afrika yang
menjadi anggota PBB.
Pemimpin badan dunia itu meminta percepatan pengembangan
vaksin untuk virus Corona dan akses untuk semua, seraya menambahkan bahwa
vaksin itu harus memiliki "manfaat global yang universal dan memungkinkan
kita untuk mengendalikan pandemi."
Cerita Memilukan Pekerja Medis AS Saksikan Pasien Corona
Sekarat
Banyak cerita dramatis dari para petugas medis di Amerika Serikat (AS)
ketika sedang merawat pasien yang terinfeksi virus Corona. Mereka bisa melihat
momen terakhir para pasien Coronayang
wafat tanpa ditemani keluarga di jam kerja panjang.
Seperti dilansir dari Reuters, Kamis (16/4/2020) salah satu
adegan memilukan itu terjadi di Rumah Sakit Maryland -- negara bagian AS. Para
perawat dan dokter telah merawat para pasien Corona selama berminggu-minggu.
Keluarga pasien dilarang untuk menjenguk.
Cerita sedih itu salah satunya diceritakan oleh seorang
perawat bernama Julia Trainor. Dia bercerita ketika memasangkan alat bantu
pernafasan, seorang pasien Corona tidak bisa dijenguk oleh suaminya. Dia hanya
bisa berbicara dengan suaminya melalui sambungan telepon.
Sesalkan Penghentian Dana, WHO: AS Telah Lama Jadi Sahabat
WHO yang Dermawan
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO Tedros Adhanom
Ghebreyesus menyesalkan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump
menghentikan pendanaan untuk badan kesehatan PBB tersebut.
Tedros pun menyerukan persatuan global untuk memerangi
pandemi virus Corona.
"Amerika Serikat telah lama menjadi sahabat WHO yang
murah hati dan kami harap itu akan terus berlanjut," ujar Tedros dalam
konferensi pers, Rabu (15/4) waktu setempat.
"Kami menyesalkan keputusan presiden Amerika serikat
yang memerintahkan penghentian pendanaan untuk WHO," imbuh Direktur
Jenderal WHO itu.
Sumber: Detik.com