Impor Daging Kerbau Dari India Terhambat, Stok di RI Berimbas?


Foto dokumen bulog


Jakarta - Perum Bulog terhambat merealisasi impor daging kerbau dari India karena kebijakan lockdown di negara tersebut masih berlangsung. Padahal, Bulog telah memperoleh kuota impor daging kerbau sebanyak 100.000 ton, dan akan diproses tahap awal sebanyak 20.000 ton.

Selain itu, stok daging kerbau di gudang Bulog pun kian menipis, per hari ini saja yang tersisa hanyalah 113,21 ton. Lalu, bagaimana pengaruhnya terhadap stok daging dalam negeri? Amankah?

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, Bulog bukanlah satu-satunya pihak yang berperan sebagai penyedia pasokan daging dalam negeri. Sehingga, ia berpendapat banyak pelaku usaha lain yang masih memiliki stok daging untuk dipasok kepada masyarakat.

"Ya (masih ada alternatif daging sapi lokal), tapi bukan Bulog. Pemain daging kan bukan hanya Bulog. Dari pelaku-pelaku usaha daging kan tetap punya stok," kata Awaludin kepada detikcom, Jumat (10/4/2020).

Selain itu, ia menjelaskan, daging kerbau India hanyalah alternatif bagi masyarakat untuk memperoleh daging dengan harga yang lebih rendah.

"Daging sapi itu selama beberapa tahun terakhir sebetulnya tidak naik terlalu tajam juga, berkisar di antara Rp 110.000-120.000/kg. Nah daging kerbau itu adalah alternatif untuk mengimbangi harga itu dan yang paling penting memberikan akses pada masyarakat untuk membeli daging dengan harga yang relatif rendah," terang dia.

Awaludin menegaskan, terhambatnya proses impor daging kerbau India bukanlah ancaman besar bagi ketersediaan daging dalam negeri.

"Iya (daging kerbau bukan pemain utama), ada yang lain," tutupnya.***



Sumber: Detik.com