Rupiah Digencet Dollar, Ini Penyebabnya

Foto: Ilustrasi


Jakarta - Nilai tukar dolar AS siang ini berdasarkan data Reuters tercatat Rp 15.677, menguat dibandingkan periode hari sebelumnya. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tercatat Rp 15.787.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan nilai rupiah yang tertekan dolar AS hari ini sudah sesuai dengan mekanisme pasar, sesuai dengan pernyataan dari Bank Indonesia (BI).


"Jadi kalau rupiah bergerak, sudah sesuai fundamental. Tapi kalau hari ini rupiahnya melemah dan dolar AS nya menguat itu kebetulan ada rilis data pengangguran di AS yang menyebabkan indeks dolar menguat," kata Ibrahim saat dihubungi detikcom, Kamis (16/4/2020).

Dia mengungkapkan, apalagi Amerika Serikat (AS) memiliki rencana untuk mencabut lockdown agar perekonomian kembali berjalan. Kondisi seperti ini turut mempengaruhi karena banyaknya warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran.


Bank sentral AS sudah menggelontorkan stimulus sebanyak US$ 4,5 trilun, artinya ada lagi US$ 1,5 triliun yang siap dikeluarkan.
"Jadi wajar kalau hari ini dan besok ada kemungkinan rupiah melemah lagi. Tapi biasanya di akhir perdagangan kembali menguat lagi, ya melemahnya jadi tipis," ujar dia.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengungkapkan menjelaskan penguatan rupiah yang terjadi saat ini hanya sementara. Karena terus-terusan diintervensi oleh bank sentral.

Selain itu, penguatan juga disebabkan karena investor asing agak tenang, khususnya di luar negeri disediakan stimulus sehingga para investor tidak menarik dana ke luar negeri.

Dia menyebut, potensi keluarnya dolar AS pada bulan Mei untuk pembayaran dividen akan menekan kurs rupiah.
"Kalau tidak ada utang luar negeri lagi yang masuk, rupiah akan tertekan lagi, berapa besar tekanan ini tergantung berapa selisih dolar keluar dengan dolar masuk. Semakin besar maka semakin besar bisa terdepresiasi," imbuh dia.

Sumber: Detik.com