Riau Update - Ditengah pandemi virus corona (COVID-19), Jumlah kasus
demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mengalami lonjakan drastis. Seperti
yang terjadi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyebabkan 39
orang meninggal dunia.
Penyebab utama DBD adalah infeksi virus dengue yang masuk ke
dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
yang hidup di wilayah tropis dan subtropis.
Untuk menghindari gigitan nyamuk tersebut, sebagian besar
masyarakat menggunakan lotion anti-nyamuk yang banyak dijual di warung-warung
terdekat. Namun apakah pemakaian lotion ini efektif untuk menangkal penyebaran
DBD?
Dikutip dari Forbes, Sabtu (16/5/2020), nyamuk tertarik
dengan aroma beberapa bahan kimia yang dihasilkan manusia. Seperti asam laktat
dan 1-oktan-3-ol. Dua senyawa kulit itu dihasilkan oleh metabolisme dan
keringat, serta karbon dioksida yang dikeluarkan manusia.
Sebuah studi dari New Mexico State University menyebut bahwa
akses terbuka di Journal of Insect Science menemukan perbedaan hasil antara
Aedes albopictus dan Aedes aegypti. Dari kedua spesies nyamuk itu jenis
albopictus terlihat kurang tertarik pada tes ini.
Tes dilakukan dengan pengusir nyamuk yang mengandung DEET
yang diklaim sebagai penangkal serangga yang paling baik. Kandungan DEET
pertama kali dikembangkan untuk melindungi para tentara yang bertugas.
Sementara itu, Direktur Senior R&D, Kathy Cearnal,
menjelaskan, DEET memengaruhi reseptor-reseptor nyamuk, mencegah mereka
mendeteksi manusia. Efek samping yang paling umum dari penggunaan DEET adalah
ruam.
“Dalam konsentrasi tinggi, DEET akan melelehkan plastik pada
kamera, teropong, dan beberapa pakaian dari bahan sintetis. Meskipun banyak
orang yang waspada, DEET tidak terbukti bersifat karsinogenik atau menyebabkan
kecacatan meski digunakan selama puluhan tahun,” terangnya.
Anak-anak bisa lebih sensitif. Sementara konsentrasi dan
frekuensi penggunaan yang lebih rendah sangat direkomendasikan, terutama untuk
yang sangat muda. Dalam beberapa kasus ada pasien yang mengalami kejang meski
jarang terjadi.
Sedangkan Picaridin adalah bahan kimia yang ditemukan pada
tanaman yang menghasilkan lada hitam. Kandungan ini juga bekerja dengan
menghalangi aroma manusia. Sayangnya zat ini tidak membunuh serangga, dan
efektif melawan nyamuk, lalat, dan kutu.
Minyak kayu putih, atau p-Menthane-3,8-diol, adalah
pestisida yang terbuat dari tanaman kayu putih. Kandungan yang ada dalam
tanaman tersebut bisa mencegah gigitan nyamuk, lalat dan agas selain ketiga zat
kimia di atas.
Sumber: Okezone.com