Cegah Corona, MUI Minta Masyarakat Tak Berjabat Tangan saat Idul Fitri



Riau Update - Berjabat tangan menjadi satu tradisi yang tak dilewatkan umat Muslim saat merayakan Idul Fitri, sebagai simbol saling memaafkan. Tapi dalam situasi pandemi corona, sebaiknya umat islam menghilangkan tradisi berjabat tangan untuk sementara. 

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Abbas menuturkan, berjabat tangan ketika hari lebaran atau Idul Fitri umumnya dilakukan sebagai simbolis atau pertanda saling memaafkan. Selain itu, di dalam ajaran Islam, berjabat tangan juga merupakan tindakan terpuji. 

“Jadi berjabat tangan atau bersalaman itu dalam Islam merupakan sebuah perbuatan baik dan terpuji. Tapi syariat itu, tentu saja tidak bisa kita lakukan kepada semua orang, kecuali hanya kepada orang-orang yang memang kita diperbolehkan oleh agama untuk bersentuhan dengannya," katanya dalam keterangan resmi yang Okezone terima belum lama ini.

Oleh karena itu, sambungnya, kalau umat Muslim berjabat tangan dengan orang yang bukan muhrim, tentu tidak boleh. Sebagai gantinya, Anda menggerakkan kedua tangan, misalnya ke dada kita masing-masing sambil mengangguk dan lain sebagainya. 

Selain itu, dalam Islam berjabat tangan sangat dianjurkan untuk menjalin silaturahmi. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: 

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا 

Artinya: "Bila ada dua orang muslim yang bertemu lalu mereka berjabat tangan maka dosa keduanya sudah diampuni sebelum mereka berpisah." (HR. Abud Daud).

Namun di tengah pandemi virus corona (COVID-19) seperti saat ini, MUI mengimbau agar tidak melakukan berjabat tangan dulu. Sebab, penyebaran virus tersebut salah satunya adalah dari tangan. 

“Dalam masa COVID-19 ini kita tentu dianjurkan untuk tidak melakukannya (salaman) supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, yaitu berupa penyebaran dan penularan dari virus corona tersebut. Sebab salah satu cara penyebaran virus ini yang paling efektif adalah melalui salaman," ucapnya. 

Lebih lanjut, MUI juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan acara saling berkunjung setelah selesai sholat Id, karena pandemi COVID-19 ini sangat berisiko tinggi dan dapat membahayakan satu sama lainnya. 

"Untuk itu, kita mengimbau umat dan masyarakat untuk lebih mengedepankan usaha menjaga dan melindungi diri kita masing-masing," terangnya. 

Hal ini dilakukan supaya tidak jatuh ke dalam hal-hal yang akan membahayakan kepada kesehatan dan jiwa. Apalagi dalam agama menjaga diri untuk tidak terjatuh ke dalam bencana dan malapetaka itu hukumnya adalah wajib. 

"Sementara bersalam-salaman itu hukumnya hanya sunah," tuturnya.

Sebagai gantinya, kata Anwar, lebih baik masyarakat bisa menyambung tali silaturahmi dan dapat saling bermaafan melalui telepon, pesan singkat, video call atau media daring lainnya. Sebab silaturahmi tidak hanya mendatangi langsung, tetapi menggunakan alat dan kecanggihan teknologi saat ini bisa jadi alternatifnya.



Sumber: Okezone.com