Hadapi New Normal, Bagaimana Aktivitas Perkantoran di Jakarta?



Jakarta - Aktivitas perkantoran akan mengalami perubahan karena adanya Corona. Sebab, cara orang menggunakan kantor juga akan berubah.

Corona membuat perusahaan mengutamakan kesehatan karyawan-karyawannya. Sehingga, perusahaan bakal mengatur jarak untuk karyawannya.

"Situasi saat ini menimbulkan gangguan dan tantangan untuk bisnis perkantoran. Cara orang melihat dan menggunakan perkantoran untuk perusahaan akan berubah. Namun, kita berharap perkantoran akan tetap menjadi bagian utama dari strategi kerja para pebisnis di Asia Pasifik dalam jangka menengah hingga panjang," kata CEO JLL Asia Pasifik Anthony Couse dalam keterangannya, Selasa (26/5/2020).
Menurut laporan JLL, perusahaan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan karyawan mereka dan menerapkan jarak sosial saat kembali masuk ke tempat kerja. Perubahan pada properti perkantoran tetap tidak akan terhindarkan. Para CEO perusahaan sedang menguji kembali strategi dan mungkin mempertimbangkan kalibrasi ulang jumlah ruang yang didedikasikan untuk ruang kantor tradisional setelah masa sewa habis atau bahkan lebih cepat.

Meskipun situasi sedang tidak menguntungkan, perkantoran masih diperlukan. Bahkan dalam beberapa pertimbangan, pandemi ini dapat menyebabkan perluasan ruang kantor, karena perusahaan berusaha meningkatkan jarak fisik antar karyawan.

Masih dalam laporan JLL, aktivitas sewa perkantoran secara global menurun 22% dibanding kuartal pertama 2019 setelah banyak transaksi yang dibatalkan atau ditunda. Namun, aktivitas sewa perkantoran di Asia Pasifik hanya turun 9% dibanding kuartal pertama 2019 dan naik 14% secara tahunan.

Kondisi ini belum berdampak pada tingkat kekosongan di Asia Pasifik, yang stagnan pada level 10,9% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Lalu, bagaimana dengan Jakarta yang akan menghadapi new normal? Jakarta sendiri dampak untuk sewa perkantoran bakal terlihat pada kuartal II tahun ini.
Menurut JLL, COVID membuat banyak perusahaan mempekerjakan karyawannya di rumah. Tapi, ruang kantor fisik juga tetap diperlukan. Dalam beberapa hal, COVID-19 mempercepat perubahan tempat kerja.

"Di Jakarta, dampak paling signifikan dari COVID-19 dalam transaksi baru untuk sewa perkantoran, kemungkinan akan terjadi pada Q2 2020 karena peraturan pemerintah memastikan bahwa sebagian besar bisnis terus berjalan dengan kerja-dari-rumah," kata James Taylor, Head of Research JLL Indonesia.

"Namun, kami mengharapkan permintaan ruang kantor akan kembali meningkat setelah krisis terburuk berlalu. COVID-19 telah membuktikan bahwa banyak perusahaan dapat bekerja dari rumah tetapi juga menggarisbawahi perlunya ruang kantor fisik. Dalam beberapa hal, COVID-19 telah mempercepat perubahan pada tempat kerja," imbuhnya.

Sumber: Detik.com