Hardiknas, Pembelajaran Jarak Jauh Harus Dikaitkan dengan Minat Bakat Anak



Bandung - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini diperingati dalam kondisi prihatin di tengah pandemi COVID-19. Proses pendidikan dilakukan dengan cara baru yaitu pembelajaran jarak jauh.

Pemberian tugas mata pelajaran tidak lagi dinilai sebagai patokan keberhasilan sebuah materi pembelajaran. Namun dengan mengubah pengalaman belajar yang berkaitan minat dan bakat anak dengan merepresentasikan mata pelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Jawa Barat Anwar Sanusi dalam acara Webinar yang diselenggarakan Trans Studio Bandung bersama IGI dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diikuti 200 peserta guru dan orang tua di Indonesia.

"Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring atau jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan," kata Anwar.

Anwar mengatakan pendidikan jarak jauh mengubah peran guru bukan hanya memberikan materi saja, namun juga mengubah metode. Pembelajaran yang dilakukan saat COVID-19, kata dia, dimulai dengan pembiasaan baik, pendidikan life skills, pendidikan karakter, lalu kemudian akademik.

"Dalam latihan pendidikan para guru sekarang memiliki kesempatan yang baik untuk melakukan pembiasaan baik yang dikontrol oleh guru. Dari mulai bangun tidur ceklis, dan dilanjutkan streching. Pembiasaan shalat dhuha, itu kita ceklis dari sekolah," ujarnya.

Lebih lanjut, mata pelajaran seperti Biologi dan Agama bisa memanfaatkan menjadi kegiatan praktik anak di rumah, "Guru Biologi bisa cukup dengan anak menyiram tanaman dan anak laki-laki bisa ditugaskan menjadi imam shalat. Kegiatan ini bisa menjadi pembiasaan baik anak saat di rumah," tambahnya.

Anwar mengaku saat COVID-19, para peserta didik dan guru masih mengalami kesulitan. Akademik bukan lagi menjadi capaian utama.

"Nampaknya sekarang sudah tidak musimnya lagi PJJ itu guru ngasih buku harus dikerjakan. Anak bisa menyelesaikan tugas tapi dikerjakan oleh ibunya, bisa menyelesaikan tugas tapi di rumah berantem dengan adiknya," ucap Anwar.

Dengan begitu, kata Anwar, para guru dapat melakukan beberapa antisipasi agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menyenangkan. "Harus membuat perencanaannya, pendidikan life skill itu sudah dikonsep sebelumnya oleh para guru," katanya.

"Kalau kita tidak merencanakan dari awal, maka kita merencanakan kegagalan. Membuat perancanaan efektif, langkah yang dilakukan. Kemudian guru harus menguasai teknologi," pungkasnya. 



Sumber: Detik.com