Jakarta - Sudah 6 tahun sejak pusat lokalisasi terbesar Se-Asia
Tenggara Gang Dolly di Surabaya ditutup. Penutupan yang dilakukan oleh Wali
Kota Surabaya Tri Rismaharini tersebut sempat ditolak oleh beberapa PKL, dan
pekerja-pekerja yang berada di Gang Dolly.
Salah satunya adalah penjual kopi yang dulu sering berada di
Gang Dolly bernama Jarwo. Pria yang akrab disapa Bang Jarwo tersebut mengaku
menjadi salah satu orang yang menolak penutupan Gang Dolly. Bersama PSK, PKL,
dan pekerja lainnya di sana mereka kekeh agar pemerintah kota Surabaya tidak
menutup tempat tersebut karena merupakan sumber penghasilan mereka.
"Dulu saya jualan kopi dan itu sehari bisa Rp 800.000.
Jadi sebulan saya bisa menghasilkan Rp 40 sampai Rp 45 Juta. Jadi kalau di Gang
Dolly itu harga kopi sama es teh bisa Rp 5.000, kalau di luar itu Rp
2.000," ujar Bang Jarwo dalam acara Blusukan Butet Kartaredjasa di Mola
TV.
Meski mendapatkan keuntungan yang fantastis, Jarwo mengatakan
uang yang didapat terasa tak berharga. Dengan ingar-bingar Gang Dolly ia
berpikir bisa mendapatkan penghasilan keesokan harinya.
"Jadi uang itu dipakai buat mabuk, buat judi.
Meremehkan uang di sana itu, karena besok dapat lagi, besok dapat lagi,"
ungkap Jarwo.
Lebih lanjut ia mengatakan, dirinya bersama PSK, muncikari,
dan PKL yang dari 5 RW kompak dalam penolakan dan membentuk Front Pekerja
Lokalisasi (PKL). Walau sering terjadi perdebatan antar RW, karena ada sebagian
orang yang setuju dan juga sebagian yang menolak rencana penutupan Gang Dolly.
Meski sempat melakukan penolakan, Jarwo akhirnya mengakui
telah mengalami perubahan positif dalam dirinya. Dari yang berjualan kopi, kini
Jarwo menggeluti bisnis tempe Bang Jarwo.
"Setelah mendapatkan bantuan mesin, kini saya membuat
tempe, istri juga ikut bantu saya di (bisnis) tempe ini. Alhamdulillah yang
dulunya maksiat sekarang memberikan manfaat," ungkap Jarwo.
Masih banyak lagi cerita tentang Gang Dolly seperti Bang
Jarwo. Cerita inspiratif tersebut dapat disaksikan dalam acara Blusukan Butet
Kartaredjasa: Para Pahlawan dari Gang Dolly di Mola TV.
Acara tersebut dapat dilihat dengan berlangganan paket Corona
Care Mola TV. Ini adalah program di mana Mola TV mengajak masyarakat untuk
turut peduli melalui Corona Care, sebuah program yang bertujuan untuk membantu
pemerintah melawan wabah virus COVID-19 di Indonesia.
Program ini dapat disaksikan juga dengan memberikan
sumbangan yang beragam mulai dari Rp 0 hingga Rp 50.000. Nantinya setiap
sumbangan tersebut akan digandakan Mola TV dan disalurkan kepada BNPB dan PMI
untuk membantu perjuangan melawan wabah virus Corona.
Sumber: Detik.com