Jakarta - Pemerintah sudah mulai memberlakukan tatanan
normal baru alias new normal.
Awalnya pemerintah memulainya dengan sistem kerja pegawai negeri sipil (PNS) pada 5 Juni 2020 dan diikuti oleh
sektor lainnya secara bertahap.
Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad menilai kesuksesan
new normal berada pada masyarakat yang disiplin menjalankan protokol kesehatan
dalam setiap aktivitasnya.
Namun, Tauhid menilai pemerintah juga harus menyiapkan
instrumen dan sosialisasi new normal dengan baik kepada masyarakat, apalagi
kasus penyebarannya masih terjadi dan terus bertambah. Bahkan pemerintah tidak
perlu segan untuk menerapkan pemberlakuan sosial berskala besar (PSBB) di suatu
wilayah yang angka penyebarannya masih tinggi.
"Penting saat ini penyiapan instrumen new normal dan
sosialisasi. Kita lihat kalau DKI ternyata kasusnya nambah lagi maka PSBB harus
diberlakukan kembali," kata Tauhid saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin
(8/6/2020).
Menurut Tauhid, pemerintah memiliki kontrol yang tinggi atas
sikap disiplin masyarakat selama penerapan new normal.
Sementara pengamat ekonomi Piter Abdullah mengatakan
pemerintah harus membuat regulasi atau aturan main yang jelas selama new
normal, mulai dari protokol kesehatan hingga pengawasannya.
"Yang perlu ditingkatkan adalah pengawasan oleh
masyarakat, ini yang masih lemah. Tidak ada kontrol sosial, ini harus diawali
dari kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan," ujar Piter.
Jika masyarakat tidak disiplin selama new normal, menurut
Piter bisa terjadi lonjakan angka penyebaran virus Corona di Indonesia.
"Tapi risiko ini saya kira masih bisa dikelola atau
dimitigasi. Kuncinya ada di kedisiplinan masyarakat. Pemerintah harus lebih
tegas menegakkan kedisiplinan masyarakat," ungkap dia.
Sumber: Detik.com