Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berharap segera ada
kepastian mengenai metode pembelajaran pada tahun ajaran baru 2020/2021 yang
akan dimulai dalam waktu dekat.
Dengan begitu, sekolah, orang tua, dan murid bisa
mempersiapkan diri. Lestari juga meminta pemerintah melakukan evaluasi terhadap
sistem belajar jarak jauh yang diterapkan selama masa pandemi.
Hasil evaluasi agar menjadi dasar dalam menentukan pola
pembelajaran yang efektif di tengah masih terjadinya pandemi Covid-19
di tanah air.
"Saya berpendapat perlu mulai diperbincangkan mengenai
kapan sekolah akan mulai dibuka dan sistem pembelajaran pada tahun ajaran baru
ini. Sehingga sekolah, orang tua, dan murid bisa mempersiapkan diri," ujar
Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Sabtu (13/6).
Rerie merujuk Cambridge University, pada level perguruan
tinggi, yang memberi contoh kepastian. Cambridge mengumumkan tidak ada kuliah
di kampus. Kuliah diselenggarakan secara online hingga musim panas 2021.
"Di tengah ketidakpastian berakhirnya wabah Covid-19 di
tanah air, menetapkan pola belajar yang tepat dengan mempertimbangkan faktor
penyebaran virus corona yang masih terjadi, merupakan keputusan yang
bijak," ujar Rerie.
Untuk itu, Rerie meminta pemerintah mendengarkan masukan
dari pakar pendidikan, kesehatan, bahkan psikologi anak dan orang tua untuk
menentukan metode belajar mengajar yang tepat saat ini.
"Pertimbangkan juga keluhan, baik dari sisi siswa,
orang tua, dan guru sebagai pengajar, selama pemberlakuan belajar jarak jauh di
masa wabah Covid-19," sambung Rerie.
Menurut Legislator Partai Nasdem itu, keluhan tersebut mulai
dari siswa yang jenuh belajar di rumah, terbatasnya sarana internet, gadget,
kekhawatiran dan terbatasnya pengetahuan orang tua, keterbatasan keterampilan
guru dalam mengajar jarak jauh, dan masih banyak lagi hal teknis dan psikologis
yang harus segera dicarikan solusinya.
"Demikian pula dengan dimulainya kembali aktivitas
perkantoran di mana orang tua sudah banyak yang kembali bekerja. Hal-hal
seperti ini juga perlu dipertimbangkan agar diperoleh metode yang
komprehensif," ujar Rerie.
Waktu yang relatif pendek dan ancaman paparan corona yang
belum diketahui kapan berakhirnya, menurut Rerie, memang butuh keputusan yang
cepat dan tepat agar pendidikan dan anak-anak tidak terabaikan.
Rerie berpendapat, sosialisasi masif mengenai pola belajar
yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru juga diperlukan, agar orang tua,
guru, pihak sekolah dan murid bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
"Jangan sampai ketika tahun ajaran baru dimulai banyak
sekolah, orang tua dan murid yang tidak bisa melaksanakan sistem belajar yang
ditetapkan," ujarnya.
Sementara itu Rerie juga meminta pemerintah daerah
memperhatikan keluhan para orang tua murid dalam proses pendaftaran penerimaan
peserta didik baru (PPDB).
Mengutip: Riaupos.co