Pesantren di Trenggalek Siapkan Skema Sambut New Normal


Pondok Pesantren Darussalam, Trenggalek/Foto: Adhar Muttaqin
Trenggalek - Sejumlah pesantren di Trenggalek ancang-ancang untuk memulai kegiatan belajar mengajar kembali. Pesantren mempersiapkan skema untuk menyambut new normal di tengah pandemi COVID-19.

Salah satu lembaga yang mulai mempersiapkan penerapan new normal yakni Pondok Pesantren Darussalam di Desa Sumberingin, Kecamatan Karangan. Sejumlah fasilitas pendukung protokol kesehatan seperti check point, ruang karantina hingga metode pembelajaran dan ibadah di saat pandemi, telah disiapkan oleh pengurus pesantren.

Salah seorang pengasuh PP Darussalam, Agus Zahro Wardi mengatakan, untuk menyambut tahun ajaran baru yang bersamaan dengan new normal, secara khusus pihak pesantren telah menyiapkan fasilitas tambahan dan prosedur tetap (protap) guna meminimalisir potensi penularan COVID-19.

"Sudah kami siapkan check point pakai thermo gun. Juga ruang isolasi bagi santri yang baru datang, terutama dari daerah luar atau zona merah," kata Zahro Wardi, Rabu (10/6/2020).

Menurutnya, setiap santri yang datang dan berasal dari zona merah, maka diwajibkan untuk menjalani karantina selama 14 hari di tempat yang telah disediakan. Setelah masa karantina selesai dan dipastikan tidak ada paparan COVID-19, santri tersebut baru diperkenankan untuk bergabung dengan yang lain.

"Ini demi kebaikan bersama, karena santri kami tidak hanya dari lokal Trenggalek saja. Tapi juga ada yang dari Pacitan, Sulawesi maupun berbagai daerah lain di Indonesia," ujarnya.

Dari 200 lebih santri, separuh di antaranya kini telah kembali ke pesantren dan siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di internal pesantren. Para santri juga dibiasakan untuk menjalani protokol kesehatan. Seperti memakai masker hingga sering cuci tangan dengan sabun.

Gus Zahro menjelaskan, penerapan protokol kesehatan di pesantrennya telah dirintis sejak Ramadan lalu. Kegiatan salat jemaah maupun pengajian juga mematuhi anjuran pemerintah dengan menjaga jarak.
Guna memudahkan para santri dan jemaah, pengurus PP Darussalam memasang stiker pada lantai masjid dan serambi sebagai penanda jarak antara satu dengan yang lainnya.

"Alhamdulillah Ponpes Darussalam sejak awal sudah menggunakan protokol kesehatan. Baik salat jemaahnya, maupun selama Ramadan kita buka pengajian untuk santri-santri yang mau ikut, saat pengajian ada 60 orang yang ikut," imbuh Zahro.

Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengapresiasi kesiapan pesantren untuk menuju kenormalan baru. Pihaknya akan mendukung upaya pencegahan COVID-19 di kalangan pesantren.

"Dalam Minggu ini, apa yang sudah kita saksikan (di Ponpes Darussalam) akan kita sebarkan melalui surat edaran. Pesantren madin, TPA, TPQ memulai kegiatannya dengan menerapkan protokoler new normal," kata Arifin.

Menurutnya, penerapan kenormalan baru tersebut harus diikuti dengan kesadaran baru dari masing-masing individu. Sehingga kegiatan pembelajaran di kalangan pesantren dan lembaga lain dapat berjalan dengan baik tanpa mengabaikan protokol kesehatan.

Arifin mengaku pemerintah daerah akan ikut melakukan 'screening' terhadap santri dari zona merah. Proses itu dilakukan dengan pemeriksaan rapid test.

"Kalau dinyatakan reaktif, maka akan kami karantina di BKD dan dilakukan swab. Kalau non-reaktif bisa ke pesantren, tapi di sana tetap wajib karantina mandiri dulu," ujarnya.

Pihaknya berharap gotong royong semua pihak untuk menangkal COVID-19 di Trenggalek. Sehingga potensi penyebaran virus Corona dapat ditekan semaksimal mungkin.


Sumber: Detik.com