Polisi AS Berlutut Dukung Demo Kematian Floyd


Untuk menunjukkan solidaritas, para polisi di Miami, Florida berlutut bersama para demonstran yang menggelar aksi memprotes kematian George Floyd (AFP/EVA MARIE UZCATEGUI)

Jakarta - Aksi memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd marak di Amerika Serikat (AS), termasuk di dekat Gedung Putih yang berujung bentrokan. Sejumlah polisi di Miami hingga New York menunjukkan solidaritas dengan berlutut bersama para demonstran.

Berbagai unjuk rasa memprotes kematian Floyd berlanjut di puluhan wilayah AS. Salah satu unjuk rasa digelar di dekat Gedung Putih, Washington DC. Dalam unjuk rasa terbaru pada Minggu (31/5) malam waktu setempat, para demonstran terlibat bentrok dengan polisi setempat.

Gas air mata dan granat kejut ditembakkan polisi untuk membubarkan demonstran yang berkumpul di sebuah taman dekat Gedung Putih dan melakukan aksi pembakaran.

Sementara itu, sejumlah polisi di berbagai kota AS, seperti Miami hingga New York, menunjukkan solidaritas untuk para demonstran. Para polisi ini berlutut bersama demonstran yang sedang menggelar aksinya secara damai. Beberapa polisi lainnya bergabung dengan aksi long-march para demonstran.

Berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (1/6/2020):

- Trump Sempat Dibawa ke Bunker Saat Demonstran Kumpul di Luar Gedung Putih

Saat para demonstran yang memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd berkumpul di luar Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (29/5) malam, Presiden Donald Trump sempat dibawa ke bunker bawah tanah selama beberapa saat.

Seperti dilansir CNN, Senin (1/6/2020), seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya dan seorang sumber penegak hukum AS menuturkan bahwa Trump sempat dibawa ke bunker bawah tanah selama kurang dari satu jam, sebelum akhirnya diperbolehkan kembali ke atas.

Trump diketahui berulang kali memuji Secret Service keesokan harinya, atas cara penanganan terhadap unjuk rasa memprotes kematian Floyd pada Jumat (29/5) malam waktu setempat. Saat itu para demonstran berkumpul di luar Gedung Putih.

- Anak Wali Kota New York Ditangkap Saat Ikut Demo Kematian George Floyd

Chiara de Blasio, anak perempuan Wali Kota New York Bill de Blasio, ditangkap bersama ratusan demonstran lainnya dalam aksi memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di Amerika Serikat (AS). Aksi yang digelar para demonstran itu dianggap melanggar hukum.

Seperti dilansir CNN dan media lokal ABC7NY, Senin (1/6/2020), Chiara yang berusia 25 tahun ini ditangkap pada Sabtu (30/5) malam, sekitar pukul 22.30 waktu setempat. Informasi penangkapan Chiara ini dilaporkan oleh sejumlah sumber kepolisian dari Departemen Kepolisian New York (NYPD).

Disebutkan sumber kepolisian itu bahwa Chiara ditangkap di dekat Greenwich Village karena terlibat dalam aksi protes yang dianggap melanggar hukum. Chiara disebut sebagai salah satu dari 100 orang yang menolak untuk meninggalkan jalanan saat diminta oleh polisi.

- Bentrokan Pecah di Luar Gedung Putih Saat Demo Kematian George Floyd

Bentrokan terjadi di luar Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat (AS), antara para demonstran yang memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd dengan polisi yang mengawal aksi mereka. Demonstran melakukan pembakaran di dekat Gedung Putih dan polisi menembakkan gas air mata.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Senin (1/6/2020), bentrokan ini pecah di sebuah taman kecil yang ada di sebelah kompleks Gedung Putih pada Minggu (31/5) tengah malam waktu setempat. Beberapa demonstran dilaporkan melakukan pembakaran dan perusakan properti di area taman.

Polisi yang bertugas di lokasi menembakkan gas air mata, semprotan merica dan granat kejut untuk membubarkan demonstran tersebut. Laporan Associated Press menyebut ada lebih dari 1.000 orang yang berkumpul di dekat Gedung Putih, terutama di area Lafayette Park.

Tembakan gas air mata dan granat kejut itu membuat para demonstran berlarian ke jalanan. Beberapa dari mereka mencopot rambu jalanan dan mengumpulkan pembatas plastik untuk dibakar.

- Polisi Miami hingga New York Berlutut Dukung Demo Kematian George Floyd

Sejumlah personel kepolisian di Miami hingga New York di Amerika Serikat (AS) menunjukkan solidaritas untuk para demonstran yang memprotes kematian George Floyd. Para polisi ini berlutut bersama para demonstran yang sedang melakukan aksinya secara damai.

Seperti dilansir NBC News dan media lokal Miami, WPTV, Senin (1/6/2020), sejumlah polisi di wilayah Miami-Dade County menunjukkan solidaritas mereka dengan berlutut bersama para demonstran yang menggelar aksi protes di area Coral Gables pada Sabtu (30/5) waktu setempat.

Beberapa foto yang dibagikan oleh juru bicara Miami-Dade Corrections, Juan Diasgranados, menunjukkan sejumlah kepala kepolisian dari berbagai wilayah Miami-Dade County berlutut dan berdoa bersama para demonstran. Foto yang dibagikan Diasgranados ini bertolak belakang dengan foto-foto aksi protes di berbagai kota lainnya, yang diwarnai pembakaran mobil, penjarahan dan bentrokan.


- Soal Demo Kematian George Floyd, China: Rasialisme 'Penyakit Kronis' AS

Otoritas China mengomentari unjuk rasa memprotes kematian pria kulit hitam, George Floyd, yang tengah berlangsung di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS). Ditegaskan China bahwa unjuk rasa semacam itu mengungkap 'penyakit kronis' rasialisme dalam masyarakat AS.

Seperti dilansir AFP, Senin (1/6/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, juga menyebut bahwa unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di AS mengungkapkan standar ganda AS dalam mendukung demonstran Hong Kong.

"Nyawa warga kulit hitam juga nyawa. Hak asasi mereka juga harus dijamin," sebut Zhao kepada wartawan di Beijing, merujuk pada kematian Floyd di tangan polisi AS di Minneapolis, pekan lalu.

"Rasialisme terhadap etnis minoritas di AS merupakan penyakit kronis masyarakat Amerika," tegasnya. "Situasi terkini sekali lagi menunjukkan parahnya persoalan rasialisme dan kekerasan polisi di AS," imbuh Zhao.


Sumber: Detik.com