5 Sektor Usaha Penyumbang Investasi Terbesar di Riau


Pekanbaru - Realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) periode Januari-Juni (Semester I ) tahun 2020 yang masuk di Provinsi Riau mencapai Rp22,75 triliun atau 55,75 persen dari target investasi tahun 2020 sebesar Rp40,8 triliun.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Riau, Helmi D Senin (27/7/2020), dikutip dari cakaplah.com.

"Capain realisasi sebesar Rp 22,75 triliun terdiri atas realisasi investasi PMDN sebesar Rp14,90 triliun, menempatkan Provinsi Riau pada peringkat lima secara nasional. Kemudian realisasi investasi PMA sebesar US$ 545,3 juta atau setara dengan Rp7,85 triliun menjadikan Provinsi Riau berada pada posisi ke-11 sebagai penyumbang investasi PMA secara nasional," terangnya.

Lebih lanjut Helmi menjelaskan, berdasarkan daerah pihaknya mencatat 5 kabupaten/kota besar kontributor penyumbang investasi PMDN dan PMA selama semester I 2020 adalah sebagai berikut: Kota Dumai Rp 7,97 triliun atau 35,02 persen, Indragiri Hulu Rp2,91 triliun atau 12,80 persen, Kampar Rp2,61 triliun atau 11,47 persen, Pelalawan Rp2,38 triliun atau 10,41 persen, dan Bengkalis Rp2,45 triliun atau 9,89 persen.

Kemudian, sebut Helmi, DPM-PTSP Riau juga mencatat capaian realisasi investasi asing periode Januari-Juni 2020 sebesar US$ 545,28 juta atau setara dengan Rp 7,85 triliun.

"Adapun kelima besar negara asal PMA yang berkontribusi dalam investasi asing di Riau adalah Malaysia US$ 438,81 juta atau 80,47 persen, Singapura US$ 141,29 juta atau 25,91 persen, Bermuda US$ 44,55 juta atau 8,17 persen, Mauritius US$ 3,27 juta atau 0,60 persen, dan British Virgin Island US$ 2,94 juta atau 0,54 persen," jelasnya.

Kemudian Helmi menyampaikan lima sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar untuk periode Januari-Juni 2020. Yang menjadi primadona adalah industri kimia dan farmasi dengan total investasi Rp6,22 triliun atau 27,36 persen.

"Termasuk industri makanan mencapai Rp4,56 triliun atau 20,06 persen. Selanjutnya tnaman pangan, perkebunan dan perternakan Rp4,24 triliun atau 18,66 persen, konstruksi Rp2,25 triliun atau 9,89 persen, serta listrik, gas dan air Rp1,72 triliun atau 7,56 persen," tutupnya.