Pekanbaru - Rencana vaksinasi pertama yang dicontohkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau, batal diikuti seluruh pejabat. Berlokasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, hanya Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Moch Syech Ismed yang disuntikkan vaksin, Kamis (14/1/2021).
Sesuai rencana jadwal vaksinasi secara serentak dilakukan ditingkat Provinsi Riau itu, seharusnya orang pertama yang disuntikkan vaksinasi adalah Plh Sekdaprov Riau, Masrul Kasmy.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, alasan batalnya Plh diberikan vaksin, karena dari hasil pemeriksaan ulang sebelum dilakukan vaksinasi Covid-19. Karena kondisinya mengalami tensi tinggi. Sehingga tidak bisa dilakukan vaksinasi. Lalu, digantikan oleh tokoh selanjutnya, yaitu Komandan Korem (Danrem) 031/WB, Brigjend TNI M Syech Ismed SE M Han.
''Kondisi Plh itu,
termasuk tidak memenuhi syarat sebagai penerima vaksin. Termasuk Kapolda dan
Danlanud,'' jelas Kadiskes, di Aula RSUD Arifin Achmad Jalan Diponegoro,
Pekanbaru, dikutip dari Klikmx.com.
Setelah Danrem 031/WB, penyuntikan vaksinasi dilanjutkan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Riau Daru Tri Sadono SH M Hum. Lalu, Anggota DPRD Riau, Ade Hartati, Kepala Diskes Riau, Mimi Yuliani Nazir, Direktur RSUD dr Nurzelly serta beberapa tokoh lainya yang sebelumnya dinyatakan bersedia menerima vaksin pertama Riau.
Untuk tenaga dokter yang melakukan penyuntikan vaksinasi di Riau, terdiri dari tim dokter RSUD Arifin Achmad yang dipimpin Ketua PAPDI, dr Juwanto SPPD.
Kegiatan yang berjalan lancar tersesut, juga dihadiri Wagubri, Edy Natar Nasution, Forkopimda Riau serta para undangan lainya yang juga sebagai peserta vaksinasi.
Setelah divaksin, Danrem mengatakan, setelah satu jam disuntikkan vaksin ia tidak merasakan gejala apa-apa.
''Hampir satu jam ini tidak ada pengaruh dan tidak merasakan apa-apa,'' ungkap Danrem.
Artinya, sambung Danrem, bahwa vaksin yang disuntikkan tidak berbahaya dan aman disuntikkan bagi masyarakat.
''Saya menghimbau masyarakat agar ikut di vaksin, karena tujuannya menanggulangi Covid-19. Karena, agar kita tidak menukarkan dan kebal terhadap penularannya,'' harap Danrem.
Menanggapi batalnya beberapa pejabat Forkopimda, Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution mengatakan, sebelum dilaksanakan, Kamis (14/1/2021) pagi, hasil pengecekan petugas kesehatan, tensinya atau tekanan darahnya berada pada 160/110 mmHg sehingga tidak bisa dilanjutkan untuk divaksin.
''Artinya kondisi seperti itu merupakan alasan yang harus dilaksanakan secara bersama,'' jelas Wagubri.
Dia berharap apa yang dilakukan pemerintah tersebut betul-betul bisa diyakini oleh masyarakat, bahwa vaksin ini terlaksana secara selektif dan aman serta mengikuti banyak tahap sebelum disuntikkan.
''Inilah yang kita sampaikan kepada rekan sekalian. Harapan kita setelah ini aparat kesehatan kita juga bisa melakukan sesuai yang dijadwalkan,'' ujarnya.
Kondisi yang sama, juga dialami Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi serta Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsma Rony Irianto Moningka.
Tanggapan juga disampaikan, Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi menjadi salah satu dari tokoh penerima vaksin Covid-19 di Provinsi Riau. Usai mengikuti vaksinasi tersebut, ia menyebutkan bahwa rasanya biasa saja dan tidak ada yang luar biasa dan hanya seperti disuntik biasa.
''Biasa-biasa saja tidak ada yang luar biasa, kayak disuntik biasa,'' kata Yovi.
Ia berharap penyuntikan tersebut tidak membuat masyarakat menjadi takut, karena memang tidak ada yang perlu ditakutkan dari penyuntikan tersebut.
''Biasa saja, memang tidak ada masalah,'' tuturnya.
Ia menambahkan, memang setelah dilakukan penyuntikan akan dilakukan observasi selama 30 menit. Jika setelah 30 menit tidak ada masalah, maka semua akan baik-baik saja dan kembali bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa.
''Tapi yang namanya disuntik nyeri-nyeri sedikit kan wajar,'' tambahnya.
Menurutnya, paska disuntikkan, saat ini tidak ada efek samping sama sekali, namun nantinya akan dilihat beberapa hari kedepan. Ia menerangkan, secara umum tidak ada laporan efek samping yang luar biasa dari penyuntikan vaksin Covid19 tersebut, baik yang disuntik kemarin maupun hari ini .
''Belum ada laporan efek samping yang luar biasa. Nyeri disuntik ya wajar,'' ujarnya.
Setelah dilaksanakan vaksinasi hari ini, maka orang yang telah divaksin tersebut akan disuntik kembali dua minggu berikutnya penyuntikan yang kedua.
''Jadi suntiknya dua kali, hari ini sama 14 hari kedepan,'' terangnya.
Pihaknya berharap semua masyarakat Riau mengikuti penyuntikan vaksin tersebut, terutama tenaga kesehatan yang ada di Riau sebagai penerima utama.
''Tujuannya untuk kebaikan kita semua, supaya mendapatkan vaksinasi secara penuh dan beraktivitas lagi secara biasa,'' tutupnya.