Percobaan Bunuh Diri Presiden Bolivia Usai Dituduh Genosida


Jakarta - Jaksa mendakwa Mantan Presiden Bolivia Jeaninine Anez terlibat 'genosida' atas kematian pengunjuk rasa pada 2019 lalu. Terkait hal ini Anez mencoba mengakhiri hidupnya di dalam penjara.

"Ini adalah teriakan minta tolong dari mantan presiden. Dia merasa sangat dilecehkan," kata pengacara Anez, Norka Cuellar di hadapan wartawan, seperti dilansir Reuters dan AFP, Minggu (22/8/2021).

Upaya bunuh diri Anez dilakukan pada Sabtu (21/8) di dalam penjara. Pihak kepolisian menyatakan kejadian yang dialami Anez sebagai percobaan bunuh diri.

Disebut Anez ditemui dalam kondisi terluka di pergelangan tangan kirinya. Dokter juga disebut telah melakukan penanganan dengan menjait luka.

"Dokter datang dan menemukannya dalam keadaan terluka. Di pergelangan tangan kirinya ada tiga luka, mereka telah menjahit luka tersebut," imbuh Cuellar.

Kabar ini juga disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Eduardo del Castillo. Namun Anez disebut hanya menderita 'goresan' di lengannya dan kini dalam kondisi stabil.

Anez (54) melakukan percobaan bunuh diri diduga karena mengalami 'depresi parah' karena dipenjara dalam jangka waktu lama. Kini Anez, dilaporkan dalam kondisi 'stabil' di rumah sakit setempat.

"Kami bisa mengatakan, tanpa keraguan, bahwa kesehatannya stabil," tutur direktur penjara tempat Anez ditahan, Juan Carlos Limpias, kepada wartawan.

Anez saat ini disebut ditemani oleh keluarga. Kehadiran keluarga dinilai menjadi faktor penting dalam memperbaiki kondisi Anez.

"Saat ini, dia bersama keluarganya di lembaga pemasyarakatan. Keluarga akan menjadi faktor penting untuk memperbaiki kondisi pikirannya," imbuhnya.

Diketahui Anez ditahan sejak Maret 2021 lalu atas tuduhan keterlibatannya dalam kudeta untuk menggulingkan mantan Presiden Evo Morales pada tahun 2019. Anez membantah tuduhan itu dan mengatakan dia adalah korban kekejaman politik. Dia kini berada di penjara.

Menurut surat perintah penangkapan yang diposting Anez di media sosial, dirinya beserta sejumlah menteri dan pejabat keamanan menghadapi dakwaan terorisme, hasutan, dan konspirasi atas dugaan kudeta terhadap pemerintah sosialis Bolivia.

Diketahui, Anez mengambil alih kekuasaan pada akhir 2019 setelah Morales mengundurkan diri di tengah protes kekerasan yang meluas terhadap pemerintahnya. Protes itu digaungkan karena menuduh Morales melakukan kecurangan untuk memenangkan pemilihan umum.

Protes terjadi lantaran Morales melakukan pencalonan dirinya untuk masa jabatan keempat kalinya, yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dianggap tidak konstitusional. Sedikitnya 33 orang tewas dalam kekerasan setelah pemilu, 30 di antaranya setelah Anez menjabat.

Di bawah pemerintahan Anez, Bolivia mengadakan pemilihan umum pada Oktober 2020. Saat itu, Luis Arce meraih kemenangan telak dan bersumpah untuk mengejar orang-orang yang dia tuduh melakukan kudeta.


Sumber: detik.com