Covid-19 Memiliki Dampak Positif Buat Ekonomi RI, Apa Itu?


Bandung - Virus Corona alias Covid-19 diramal menjadi penyebab utama melambatnya perekonomian dalam negeri. Bank Indonesia (BI) bahkan telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 menjadi 5-5,4% dari perkiraan semula 5,1-5,5%.

Meski demikian, wabah ini disebut membawa dampak positif tersendiri bagi ekonomi Indonesia. Menurut Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI IGP Wira Kusuma, salah satu dampak positif yang bisa didapatkan Indonesia dari pandemik tersebut adalah terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China.

"Dalam suatu ketidakpastian selalu ada hal baik di belakangnya, itu semua tergantung pada bagaimana kita merespons hal tersebut. Itu yang paling penting. Terkait wabah ini, ekspor kita ke China memang berkurang, tapi ada tujuan ekspor lain yang sifatnya non tradisional, Ini yang bisa kita kembangkan. Jadi tantangan-tantangan ini akan memaksa kita untuk berinovasi mencari kesempatan-kesempatan yang lain," ujar Wira dalam Pelatihan Wartawan BI di The Trans Luxury Hotel, Bandung, Sabtu (29/2/2020).

Hal positif lain yang juga bisa dipetik dari fenomena tersebut adalah peluang memperkuat ekonomi dalam negeri. Di saat-saat seperti ini, pemerintah dipaksa memprioritaskan untuk senantiasa fokus memperkuat daya beli di dalam negeri ketimbang menarik keuntungan dari luar negeri.

"Dari sisi ekspor eksternal seperti kondisi sekarang oleh Covid-19 ini kita mungkin tidak terlalu mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari sisi eksternal. Lalu bagaimana? Ya permintaan domestiknya yang kita optimalkan benar-benar. Bagaimana menjaga konsumsi. Konsumsi seperti apa? Inflasi kita jaga, daya beli kita jaga. BI ada di sana terdepan menjaga stabilitas tersebut," sambungnya.

Momentum ini juga bisa dimanfaatkan sebagai koreksi agar ke depan investasi bisa stabil meski perekonomian global tengah terguncang . Salah satunya lewat reformasi struktural yang kini tengah digodok pemerintah lewat Omnibus Law.

"Bagaimana menjaga investasi? Ada Omnibus Law, ada proyek-proyek infrastruktur. Kita lakukan itu dengan baik. Itu akan menciptakan investasi yang bagus. Jadi permintaan domestik akan terjaga meskipun ekspornya seperti itu," katanya.

Terakhir, penyebaran wabah ini dianggap menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperkuat sektor manufaktur.

"Kita bicara manufaktur, dengan adanya ini, ekspor komoditas kita jadi terdampak signifikan. Ini kan memaksa kita bahwa manufaktur harus diperkuat yang memberi nilai tambah. Hal semacam itu tantangan tersebut akan membuat, memaksa kita berinovasi dan kita akan mencari peluang-peluang di tempat lain. Ini bisa membuat kita survive," tutupnya

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurut Josua momentum ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat sektor manufaktur dalam negeri.

"Sisi positifnya dari Covid-19 ini adalah manufaktur bisa didorong juga. Selama ini kan kita karena tidak kuat tidak bisa produksi bahan baku di dalam negeri. bahan baku dasar kita ada, tapi bahan mentah ke bahan jadi itu prosesnya missing. Ini bisa dijawab dengan manufaktur," ujar Josua.

Josua mengingatkan bagaimana pentingnya sektor manufaktur bagi Indonesia. Sebab, setiap kali ada gejolak dalam perekonomian global, ekonomi Indonesia ikut-ikutan melemah terpengaruh hal tersebut.

"Kita perlu step proses ini supaya tidak bergantung terus ke impor. Kita slama ini ada di siklus itu-itu aja. Saat economic booming, impor tinggi jadi CAD (Current Account Deficit/ Defisit Neraca Perdagangan) naik. Kemudian, pertumbuhan ekonomi pun melambat. Ini siklus yang terus terjadi di Indonesia. Makanya kita perkuat dulu manufakturnya," imbaunya.

Selain itu, sektor pariwisata juga bisa ditingkatkan dengan cara memperkuat lagi promosi hingga menerapkan kebijakan-kebijakan lain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.

"Covid-19 ini juga bisa memacu pariwisata dalam negeri, di indonesia potensinya banyak sekali sebenarnya, tapi karena kurangnya promosi, kurangnya perhatian Pemda (Pemerintah Daerah) ini jadi kurang terlihat, jangankan wisatawan asing, domestik aja masih belum tau," pungkasnya.


Sumber: Detiknews. com