Suhu Terpanas di Antartika Ini Pecahkan Rekor

 
Foto : CNN

JAKARTA - Antartika baru saja mengalami temperatur terpanasnya. Suhu paling panas ini melampaui yang pernah terjadi lima tahun lalu.

Dilansir CNN, suhu terpanas yang dicatat di Antartika itu diukur pada hari Kamis (6/2) lalu. Lokasi pencatatannya ada di stasiun terpencil ujung utara benua itu, kata para ilmuwan.

Temperaturnya hampir 18,3 Celcius di stasiun penelitian Esperanza Argentina, kata para ilmuwan dari badan meteorologi negara itu. Itu melampaui rekor sebelumnya yakni 17,5 Celcius yang ditetapkan pada 24 Maret 2015 di lokasi yang sama.

Ini berarti bahwa suhu di Esperanza praktis identik dengan apa yang dirasakan Kamis sore di San Diego, California.

Ini adalah musim panas di belahan bumi selatan. Tetapi tidak umum bahwa suhu di Antartika, salah satu tempat terdingin di Bumi, hampir sama dengan yang ada di California Selatan.

Suhu yang memecahkan rekor belum diverifikasi oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Mereka mengatakan akan mengadakan komite untuk mengkonfirmasi pengukuran.

"Segala sesuatu yang telah kita lihat sejauh ini mengindikasikan kemungkinan catatan yang sah," kata Randall Cerveny dari WMO mengatakan dalam rilisnya.

Wilayah Antartika memanas dengan cepat karena polusi gas rumah kaca. Pemanasan yang diamati di sini memiliki konsekuensi global yang serius, terutama bagi jutaan orang yang hidup di pesisir dunia yang rentan terhadap kenaikan permukaan laut.

Semenanjung Antartika di mana suhu diukur memecahkan rekor adalah salah satu tempat tercepat terjadinya pemanasan di Bumi. Suhunya naik hampir 3 derajat Celsius hanya dalam 50 tahun terakhir, menurut WMO.

Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak gletser besar Antartika mencair dengan cepat karena pemanasan global. Lapisan es Antartika mengandung cukup air untuk menaikkan permukaan laut global hingga hampir 60 meter, kata WMO.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa air laut yang hangat mencairkan Gletser Thwaites, gletser raksasa di Antartika Barat. Gletser ini memiliki potensi menaikkan permukaan laut global di angka lebih dari tiga meter.

Dan Gletser Pulau Pinus, tetangganya, juga telah menunjukkan tanda-tanda mencair. Ada peningkatan ketidakstabilan dalam 25 tahun terakhir.***




Sumber CNN Indonesia.com