Covid-19 Merebak, Pemerintah Diminta Tak Tunda Impor


Jakarta - Pemerintah telah menetapkan stimulus dalam menangani dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian. Salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan pangan di dalam negeri. Mulai dari importasi bawang putih, gula, daging, dan bawang bombai.

Namun, menurut Kepala Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri, pemerintah juga harus mulai memikirkan langkah untuk mengimpor beras. Ia sendiri tahu bahwa pemerintah menargetkan panen raya di bulan Maret-April, ini, dan diperkirakan hingga Agustus 2020 stok mencapai 22 juta ton.

Yose mengatakan, sejauh ini target panen beras selalu tak tercapai. Ia juga menyinggung soal pemenuhan data pangan yang belum sempurna.

"Selama ini target panen nggak pernah terpenuhi. Kita tahu sendiri bagaimana perbaikan data yang baru dilakukan belakangan ini. Jadi masih banyak seluk beluk yang kita masih nggak tahu. Ini sekarang ada extreme situation, ada situasi yang mendesak," ungkap Yose, Sabtu (14/3/2020).

Ia mengatakan, importasi beras memang hanya 5% dari total konsumsi. Namun, angka itu akan jadi permasalahan krusial jika tak terpenuhi nantinya dengan produksi dalam negeri.

"Tapi tetap saja kalau 5% nggak terpenuhi wah itu orang sudah sakit tapi nggak bisa makan. Ini lebih parah. Jadi Kementerian Pertanian (Kementan) harus cepat-cepat memberikan rekomendasi, kalau yang bisa impor, ya impor sekarang, jangan tunda-tunda lagi. Sekali lagi extreme situation requires extreme measures," tegas Yose.

Selain itu, ia berpendapat bahwa keputusan impor gula dan bawang bombai yang saat ini ditetapkan sangat terlambat. Sementara, harga sudah jauh naik. Maka dari itu, sebelum harga beras naik di saat masa panen masih jauh, ia menyarankan importasi beras dilakukan.

"Seperti bawang bombai itu kan masalahnya bukan karena virus corona ini. Tapi karena sejak November sudah tidak ada rekomendasi impor yang dikeluarkan. Sudah telat. Dan sekarang ini sejak 2 bulan terakhir, harga beras dunia sudah naik 2% artinya kita sudah harus mulai secure impor beras. Kalau nggak mau harganya naik tinggi nanti. Karena sudah ada tren kenaikan harga beras baik disebabkan kebutuhan meningkat maupun supply berkurang. Indeks harga gula dunia juga sudah meningkat. Jadi kita harus cepat-cepat secure," tutupnya.


Sumber: Detik.com