Ingatkan Bahaya Kelaparan, Petani Sawit Minta RI Tak Lockdown


Jakarta - Penyebaran corona (covid-19) di Indonesia mulai meluas, termasuk ke provinsi-provinsi penghasil kelapa sawit. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun didorong menerapkan lockdown seperti negara tetangga, Malaysia

Namun usulan itu sangat dikhawatirkan petani kelapa sawit yang sangat bergantung kepada harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), dan tidak punya lahan pangan kecuali dari kebun sawit. Sekretaris Jendral Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengatakan pilihan lockdown akan memperparah kehidupan petani sawit.

Pasalnya, mereka tidak punya stok pangan seperti beras, sayur, buah-buahan atau kebutuhan gizi secara umum.

"Selama ini para petani sawit (plasma dan swadaya) selalu membeli di pasaran. Dari hasil penjualan TBS (Tandan Buah Sawit) mereka membeli kebutuhan makan. Kalau harga sawit pun ikut turun, mereka akan kelaparan atau mengurangi pembelian," kata Darto dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Selasa (24/3/2020).

Darto menjelaskan, pandemi virus corona ini sudah berdampak kepada harga TBS yang perlahan mulai turun. Sebab ada penurunan transaksi perdagangan di negara-negara tujuan ekspor CPO yang rata-rata sudah dihantam oleh corona seperti China, Arab Saudi, dan Eropa.

Jika Indonesia lockdown otomatis petani tidak bisa memanen dan pabrik sawit tidak bisa beroperasi. Jika sudah begitu, pilihan lockdown dapat membuat petani kelaparan.

"Pilihan lockdown akan semakin mempersulit petani karena bisa jadi aktivitas panen akan berkurang, distribusi pupuk terhambat, peremajaan sawit tidak capai target serta aktivitas pabrik kelapa sawit pun akan berkurang. Ketika petani tidak bisa lagi panen atau pabrik sawit tidak beroperasi maka petani akan kelaparan," tegasnya.

Oleh karena itu ia berharap lockdown tidak menjadi keputusan pemerintah. Justru ia berharap pemerintah tetap memberikan jaminan distribusi pangan ke kabupaten dengan harga yang terjangkau, hingga mengizinkan operasional pabrik kelapa sawit tetap dibuka.

"Karena akan membahayakan 10 juta umat manusia Indonesia yang bergantung pada sawit (kalau lockdown)," ucapnya.



Sumber: Detik.com