Kenapa Sangat Susah Untuk Tidak Menyentuh Wajah?


Jakarta - Beragam upaya dilakukan untuk memperlambat penularan virus corona, salah satunya dengan tidak menyentuh wajah dengan tangan, terutama saat berada di luar ruangan. Tapi kenapa bagi sebagian orang sangat susah dilakukan?

Membiarkan hidung atau mata yang gatal tidak segampang kelihatannya. Dalam studi oleh American Journal of Infection Control, bahkan mahasiswa medis menyentuh wajahnya sebanyak 23 kali dalam sejam saat diselenggarakan kuliah.

"Hal itu memang merupakan salah satu kebiasaan yang paling umum bagi manusia," kata Kevin Chapman, direktur Kentucky Center for Anxiety and Related Disorder.

Tidak sekadar reflek, orang banyak diajarkan untuk kerap menyentuh wajah, baik saat makeup, membersihkan gigi atau rambut. Jadi bukan hanya masalah kebiasaan tapi juga untuk tampil.

"Ini adalah kebiasaan untuk memastikan wajah kita tampil di publik dalam cara tertentu," tambah Kevin yang dikutip detikINET dari Live Science.

Orang yang punya masalah kecemasan bisa lebih sering lagi menyentuh wajah. Dalam studi tahun 2014 oleh Brain Research, orang menyentuh muka juga untuk meredakan stress.

Tapi di masa wabah seperti ini, orang disarankan sebisanya harus menahan diri untuk menyentuh wajahnya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menyentuh wajah memang bukan cara utama virus corona menular

Akan tetapi mereka tetap merekomendasikan untuk tidak menyentuh hidung, mulut dan mata karena virus itu bisa masuk ke tubuh. Seperti sudah banyak disarankan, ingat untuk sering cuci tangan dengan sabun ataupun memakai hand sanitizer.


Sumber: Detik.com