Pengusaha Khawatir Wabah Covid-19 Pengaruhi Penjualan Daging Sapi
Jakarta - Pengusaha daging sapi khawatir penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia akan mengganggu bisnis. Sebab, masyarakat dapat mengubah pola konsumsi yang akan menekan penjualan daging jelang ramadan dan Idul Fitri.
Yustinus Sadmoko, pengusaha daging sapi, mengungkapkan pasokan daging saat ini masih aman. Pasalnya, pemerintah tidak menutup keran impor daging sapi.
Meski begitu, Yustinus was-was masyarakat menghindari makan daging karena takut tertular virus lewat daging impor. Lalu, aktivitas sosialisasi masyarakat di luar rumah juga berkurang.
"Biasa yang kumpul-kumpul, makan, kalau menjelang buka puasa bersama, makannya lebih banyak makan daging. Kita lihat kalau ada perubahan di situ, ada pengaruh ke ekonominya, pilihan makanannya yang dikonsumsi akan berubah," kata Yustinus dalam diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3).
Selain bahan pangan, Bustanul menyebut produk agrikultur juga rentan dalam kondisi ini. Hal itu disebabkan persepsi masyarakat terhadap produk-produk hidup.Untuk saat ini, menurut Yustinus, permintaan daging masih relatif stabil dan pengaruh sentimen virus corona belum terasa.
Permintaan daging sapi biasanya meningkat jelang lebaran. Seperti pada masa Lebaran Idul Fitri tahun 2019, kebutuhan daging sapi di Indonesia mencapai 123.105 ton. Karenanya, pengusaha mulai meningkatkan stok.
"Kebetulan season permintaan naik, pedagang mulai stok. Jadi belum terlalu terlihat pengaruh corona," tuturnya.
Di diskusi yang sama, Guru Besar Ekonomi Pertanian Unibersitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan memang bahan pangan menjadi komoditas paling rentan saat ada wabah penyakit.
"Yang pasti terdampak duluan itu agriculture and food, 60 persen yang berhubungan zoonosis itu adanya di pertanian dan pangan toh. Zoonosis adalah penyakit yang awalnya disebabkan binatang," tutur Bustanul.
Guna menekan dampak itu, Bustanul menyarankan pemerintah menerapkan pengecekan ekstra terhadap distribusi bahan pangan. Terutama dari negara-negara terpapar virus corona. Pemerintah diminta melakukan karantina dan prosedur keamanan pangan dalam pengecekan kepabeaan.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah mengumumkan empat kasus penularan virus corona (Covid-19). Para pasien virus corona sedang dalam perawatan RSPI Sulianti Saroso di Jakarta.
Hingga Jumat (6/3), WHO mencatat sudah ada 100.002 kasus penularan corona di 91 negara. Lebih dari 50 persen pasien yang terjangkit corona sudah dinyatakan sembuh.
Berdasarkan penelitian, penularan virus corona terjadi melalui kontak langsung. Selain itu penularan juga lebih mudah terjadi lewat butiran pernapasan yang menyebar lewat batuk dan bersin.
Sumber: Cnnindonesia.com