5 Senyawa Bakal Calon Obat Covid-19 Bakal Diuji di Unair Surabaya, Kapan?


Surabaya - Tim Riset COVID-19 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mempersiapkan uji in vitro (uji pada media buatan) dan in vivo (uji klinis pada manusia) lima senyawa bakal calon obat Corona. Meski, belum mempublikasikan dalam bentuk jurnal.

Selain mempersiapkan uji, tim riset juga menulis untuk publikasi. Pihaknya saat ini tengah memperbanyak senyawa dan ditoksim. Karena, untuk pengujian jumlah senyawa harus cukup.

"Akan diuji secepatnya, dalam waktu dekat ini akan diuji dan sekarang sedang disiapkan jumlah yang cukup untuk uji," kata Anggota Tim Riset COVID-19 Unair, Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi saat dihubungi detikcom, Senin (13/4/2020).

Saat ditanya pengujian dilakukan sebelum atau sesudah dipublis, Nyoman mengatakan tergantung pada target.

"Sebelum diuji kita bisa dipublis, misalnya lima senyawanya saja. Tapi kalau mau dipublis semua sampai uji ya jauh lebih bagus," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya tengah memikirkan publikasi. Apakab sampai selesai tahap uji atau penelitian lima senyawa saja, karena semua memiliki risiko.

"Kalau kita sudah publis lima senyawanya masuk di jurnal terpublis, maka orang lain bisa ngerjakan, itu risikonya. Jadi dia boleh karena sudah dianggap milik umum," jelasnya.

Dalam proses pengujian, pihaknya melakukan pemikiran secara saintifik dan tidak terburu-buru. Sebab tim riset memiliki strategi-strategi yang membuat penelitian menjadi paten.

"Kalau kita nahan (publikasi) sambil nulis pelan-pelan, kita uji. Kalau hasilnya bagus kan berarti semua jadi paket kebaruan kita. Kalau saintifik gitu berfikirnya begitu, kalau ditulis semua orang bisa niru. Nilainya tinggi adalah mendesain 5 senyawa itu," urainya.

Maka, lanjut Nyoman, pihaknya tidak terlalu mengejar target publikasi. Tetapi karena hasil sintesis yang bisa cukup untuk beberapa uji, maka tim riset lanjut uji.

Pihaknya juga menggandeng Fakultas Farmasi Unair untuk bekerja sama dalam tahap pengujian. "Nah yang terlibat uji itu Fakultas Farmasi, karena kelayakan senyawa jadi obat tugasnya di farmasi bukan kami lagi, kami kan nggak wewenang kami buka apoteker," katanya.

"Kalau ada peluang bagus nggak usah dipublis aja dulu, benerapa tulisan sudah jadi seperti hasil, tapi kalau kita mau selesaikan ndak? Kalau mau tunggu ya tunggu sambil menyempurnakan tulisan. Jadi kita nggak grusa-grusu (terburu-buru)," lanjut Nyoman.

Karena BPOM juga mengeluarkan buku obat yang layak digunakan untuk COVID-19. Tim riset pun ingin mengerjakan sesuai keilmuan dan buku COVID di BPOM.

"Karena kita mensintesis senyawa baru maka pastinya kelayakan BPOM yang mnegeluarkan," pungkasnya.

Unair Surabaya menemukan lima senyawa untuk penanganan virus Corona. Bakal calon obat itu disebut lebih kuat dari chloroquine dan avigan. Lima senyawa ini disintesis berdasarkan bahan alam, lalu dimodifikasi dengan sintesis secara kimia.

Bakal obat Corona dari lima senyawa ini melibatkan Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati (Biom Unair) dan Institute of Tropical Disease (ITD).


Sumber: Detik.com