Curhat Pasien Sembuh Di Solo: Dipaksa Angkat Kaki Dari Kos


Foto: Ganjar telponan dengan pasien sembuh, screenshoot akun instagram Ganjar



Semarang - Seorang pria yang sembuh dari virus Corona atau COVID-19 curhat ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pria bernama Hermawan itu menceritakan dirinya terpaksa pindah dari kos karena sudah tidak diterima kembali.

Percakapan antara Ganjar dan Hermawan diunggah di akun Instagram @ganjar_pranowo. Ganjar menanyakan kabar dan Hermawan juga menjelaskan singkat sejak dirinya datang ke RSUD dr Moewardi, Solo.

"Jadi kan waktu itu habis acara di Solo kan, Pak. Akhirnya saya malam-malam ke RS Moewardi, karena demam. Waktu itu rasanya saya cuman demam," kata Hermawan dalam video itu seperti dilihat detikcom, Kamis (9/4/2020).

Hermawan mengatakan dirawat selama 21 hari dan mendapatkan perawatan yang baik. Ganjar kemudian bertanya bagaimana Hermawan mendapatkan kabar bahwa dirinya dinyatakan sembuh.

"Waktu itu dokter Harsini, waktu itu WhatsApp saya, subuh itu. 'Pak Her, kalau misalkan Pak Her dinyatakan bisa pulang hari ini, Pak Her mau pulang ke mana?'. Saya pulang ke Purwokerto, 'Enggak pulang ke Solo?' Saya sudah dirundung, Pak," ujar Hermawan.

Ia harus pulang ke Purwokerto karena barang-barangnya di kos sudah dikemas dan mengharuskan dirinya angkat kaki. Hermawan menyayangkan hal itu, termasuk kabar di media sosial yang cepat sekali menyebar soal dirinya.

"Sudah nggak boleh tinggal di Solo, barang-barang sudah dikemasi. 'Lha terus saya tinggal di mana, Bu?'. Pulang ke rumah to," ujarnya.

"Justru yang membahayakan adalah media sosial, Pak. Stigma masyarakat kan negatif sekali. Seakan-akan kita ini (pasien COVID-19) seperti orang yang memang menjijikkan untuk dilihat," keluh Hermawan.

Hermawan kini sudah berada di kampung halaman di Purwokerto. Meski diterima baik, tapi ia memutuskan untuk mengisolasi diri 14 hari untuk memastikan keluarganya aman. Ganjar kemudian meminta Hermawan menyampaikan pesan kepada masyarakat.

"Alhamdulillah kalau sini (Purwokerto) masih memahami, Pak. Pesan saya begini Pak, stigma negatif tentang siapapun yang terkena COVID-19 ini harus dihilangkan. Justru malah kita harus memotivasi, pokoknya informasi apapun yang terkait dengan COVID-19 yang tidak jelas tidak usah di-share," ujarnya.

"Kasihan apalagi sampai meng-upload foto seseorang itu sangat berbahaya sekali. Psikologisnya (pasien) pasti terganggu dan imunitas pasti akan turun," sambung Hermawan.***



Sumber: Detik.