Ditengah Pandemi Corona, Ekspor Arang RI Masih Tinggi


Foto: Kementan

Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot produksi dan ekspor komoditas produk turunan kelapa, terutama coconut charcoal (arang kelapa). Hal ini dilakukan dalam rangka akselerasi Gerakan Peningkatan Ekspor 3 kali lipat (Gratieks) hingga tahun 2024.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono mengatakan, potensi Indonesia sebagai produsen kelapa nomor satu di dunia dapat dioptimalkan dengan memperkuat industri hilir. Hal itu sekaligus dapat memberikan nilai tambah ke petani, dan memperluas cakupan pasar mereka.

"Coconut charcoal banyak dimanfaatkan selain untuk bahan obat dan farmasi, juga digunakan sebagai bahan bakar shisha/hookah atau rokok Arab di kawasan Timur Tengah, sedangkan di kawasan Eropa digunakan sebagai bahan bakar barbeque," kata Kasdi dalam keterangan tertulis, Jumat (10/4/2020).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Ditjen Perkebunan tahun 2019, ekspor arang kelapa Indonesia sebesar 188,05 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 145,09 juta.

"Produk arang kelapa Indonesia paling banyak diekspor ke negara China, Brazil, Jerman, Lebanon, Malaysia, Belanda, Rusia, Saudi Arabia, Srilangka dan Vietnam," Imbuh Kasdi.

Arang kelapa, lanjut Kasdi, kebutuhannya akan meningkat di masa mendatang. Sebab, negara-negara dunia sadar pemakaian arang kayu menyebabkan kerusakan hutan serius.

"Sehingga ke depan, potensi coconut charcoal ini dapat menjadi produk substitusi dari arang kayu yang dimana tidak merusak alam dan aman lingkungan," ujar Kasdi.

Kasdi menambahkan, perlunya memperluas akses pasar untuk meningkatkan ekspor arang kelapa dan produk turunan kelapa lainnya yang punya nilai tambah tinggi tapi belum banyak dikembangkan di Indonesia. Seperti VCO, dessicated coconut, sabut kelapa, asap cair, isotonic water, CCO dan minyak goreng kelapa. Selama ini, Indonesia lebih banyak mengekspor mentah atau setengah jadi seperti kopra, kemudian proses nilai tambah dilakukan negara lain.

Salah satu pelaku usaha pengolahan arang kelapa, PT Tom Cococha Indonesia yang berlokasi di Tajurhalang, Bogor, pada Maret hingga April 2020 tetap berproduksi di tengah pandemi COVID-19 untuk memenuhi permintaan pasar Eropa dan Timur Tengah.

Menurut Direktur Utama PT. Tom Cococha Indonesia Asep Jembar Mulyana, pasokan bahan baku arang kelapa masih lancar. Sebagian besar didapatkan dari petani kelapa di daerah Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

"Bahan baku terus dikirim dengan jumlah 2-3 truk per hari untuk memenuhi order ekspor beberapa bulan ke depan. Sejauh ini volume ekspor mencapai 500 ton per bulan dan akan ditingkatkan menjadi 1.000 ton per bulan",,katanya.

Jembar mengungkapkan ekspor arang kelapa terus berlanjut di tengah pandemi virus Corona. Ia memaparkan, pada tanggal 6 April dilakukan stuffing container ekspor ke Belgia dengan volume 18 ton. Selanjutnya pada 7 April dilakukan stuffing untuk pasar ekspor Irak dan sejumlah negara di Eropa dengan volume sebesar 45 ton. Sedangkan pada tanggal 8 April dilakukan stuffing container ekspor ke Valencia, Spanyol sebesar 18 ton.***



Sumber: Detik.com