Jakarta - PT Bio Farma (Persero) sebagai induk holding badan
usaha milik negara (BUMN) sektor farmasi menggandeng China untuk mengembangkan
vaksin virus Corona
(COVID-19) di dalam negeri.
Saat ini perseroan sudah melakukan koordinasi dengan salah
satu lembaga di Negeri Tirai Bambu, yaitu Sinovac. Menurut paparan Direktur
Utama Bio Farma Honesti Basyir, lembaga tersebut menyambut baik dan sedang
menyusun skema kolaborasi.
"Sekarang yang kita lakukan komunikasi dengan lembaga
vaksin di China yang namanya Sinovac," kata dia dalam rapat dengar
pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI secara virtual, Selasa (21/4/2020).
Dia menjelaskan saat ini China sudah memiliki vaksin yang
sedang tahap uji klinis tahap kedua. Jika vaksin tersebut sukses maka Bio Farma
bisa memproduksinya di dalam negeri.
"China juga sudah memiliki vaksin yang lagi tahap uji
klinis kedua. Nah kami juga lagi lakukan koordinasi dengan mereka, bagaimana
kalau seandainya vaksin uji klinis berikutnya serta juga untuk proses pembikinan
massalnya itu nanti bisa dilakukan di Bio Farma," jelasnya.
Pihaknya juga membuka kolaborasi dengan The Coalition for
Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Bio Farma telah mengirimkan proposal
ke CEPI untuk ikut serta dalam uji klinis vaksin COVID-19. Saat ini lembaga
tersebut sedang meninjau hal tersebut.
Di samping itu, pihaknya atas inisiatif Kemenristek/BRIN
untuk membentuk konsorsium vaksin COVID-19 yang diketuai oleh Lembaga Eijkman
dan beranggotakan Bio Farma, Balitbangkes, dan perguruan tinggi.
"Atas inisiatif Kemenristek sudah dibentuk konsorsium
untuk penemuan vaksin COVID-19 di Indonesia," tambahnya.
Sumber: Detik.com