Maskapainya Kolaps, Miliuner Ini Jaminkan Pulau Pribadi demi Bantuan Utang



Jakarta - Miliuner Richard Branson mengatakan bahwa bisnis maskapainya Virgin Atlantic membutuhkan pinjaman dari pemerintah Inggris dalam upaya menyelamatkan maskapai dari krisis pandemi Corona.

Selain itu, Branson juga mengatakan dia akan mengumpulkan uang dari Necker Island pulau pribadinya dan aset lainnya demi menyelamatkan maskapainya.

"Virgin Atlantic akan melakukan apa saja untuk terus bertahan di tengah pandemi. Maka, diperlukan dukungan pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian saat ini," kata Branson dalam surat yang ditulis untuk karyawannya, Senin (20/4/2020).

"Pinjaman yang diminta akan berbentuk pinjaman komersial dan maskapai akan mengembalikannya," lanjut Branson, dilansir dari CNBC, Selasa (21/4/2020).

Anak usahanya, Virgin Australia, yang telah melaporkan tujuh tahun berturut-turut kerugian maskapainya, kini memiliki tumpukan utang sebesar US$ 3,2 miliar setara Rp 50 triliun (kurs Rp 15.300/dollar). Menurut laporan Reuters pada Senin kemarin.


Maret lalu, Virgin telah menggelontorkan bantuan US$ 250 juta (Rp 3,9 triliun) untuk membantu bisnis dan melindungi pekerjanya. Maskapai ini memiliki lebih dari 70.000 staf di 35 negara.

Branson mengatakan kebijakan cuti tak berbayar akan diperpanjang hingga enam bulan ke depan. Keputusan ini diperoleh atas persetujuan karyawan maskapai dan serikat kerja. Pihak maskapai mengungkapkan tidak adanya unsur paksaan ada kebijakan ini.

Majalah bisnis dan finansial AS, Forbes perkirakan kekayaan bersih Branson sebesar US$ 4,4 miliar (Rp 68 triliun), dihitung berdasarkan nilai bisnis maskapai Virgin sebelum krisis.

Branson mengatakan kekayaan dan uang pribadinya yang dipegang oleh Virgin Group sekarang diinvestasikan kembali ke perusahaan-perusahaannya.


Sumber: Detik.com