Penuhi Pangan Saat Corona, Petani di Jateng Manfaatkan Pekarangan
Jakarta - Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang
diusung oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dinilai membantu
memenuhi kebutuhan pangan keluarga di tengah merebaknya wabah COVID-19 yang
terjadi saat ini. Menurut Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Celep
Kabupaten Sragen Jawa Tengah Wijaya Kusuma, Asri Herawati mengungkapkan di
tengah wabah yang sedang melanda saat ini seluruh anggota sangat merasakan
manfaat yang mereka dapatkan melalui kegiatan ini.
"Ini terasa sekali manfaatnya, ada wabah ini jadi kan
kita gak berani pergi ke pasar, apa yang mau kita masak ini ada semua di
pekarangan, tinggal petik sudah ada semua," ujar wanita yang kerap
dipanggil Hera ini dalam keterangan tertulis, Jumat (17/4/2020).
Di tengah pandemi ini, Hera mengaku kegiatan tetap berjalan
dengan pembagian tugas piket dan tetap berkomunikasi melalui grup online.
"Kalau dulu kita pertemuan rutin tiap bulan, tapi
ketika ada wabah ini ya kita komunikasi tetap jalan di grup WA, saya tetap
kasih semangat dan piket tiap hari 3-4 orang untuk siram dan rawat tanaman di
demplot dan kebun bibit," ungkapnya.
Saat ini anggota KWT berjumlah 34 orang semakin giat menanam
terlebih untuk bibit sayuran sudah bisa didapat dari kebun bibit.
"Hasilnya itu cukup melimpah, selain buat kebutuhan
sendiri sisanya itu bisa dijual, kita kumpulkan dulu di Bank Sayur terus dijual
ke pasar itu rutin kita lakukan," ucap Hera.
Bank sayur yang dikelola salah satu anggota itu mempunyai
akses untuk menjual ke pasar, sehingga berapapun hasil panen anggota diterima
dan dapat ditampung. Hasil penjualan pun disimpan dan ditabung di Bank Sayur
dan dapat diambil setiap saat jika anggota membutuhkan.
Menurutnya penghematan pengeluaran untuk membeli sayur,
dapat dialihkan untuk membeli lauk atau kebutuhan protein lainnya.
"Untuk penghematan masing-masing anggota itu sebulan
bisa Rp 300 ribu, hasil jual masing-masing anggota juga minimal Rp 500 ribu sampai
Rp 1,2 juta per bulan, ada juga anggota yang sampai bisa berangkat umroh dari
hasil tabungan penjualan sayurnya. Jadi makin semangat karena sudah liat ya
hasilnya," terang Hera.
Komoditas sayur yang menjadi andalan KWT-nya adalah kemangi,
selain itu ada juga cabe, terong, tomat, kangkung, bayam, pare dan timun.
Diapun mengakui jika harga komoditas sayuran yang kerap
fluktuatif tidak menyusutkan niatnya untuk selalu berkreasi membuat aneka
olahan yang dapat meningkatkan nilai jual.
"Kemarin kan panen tomat banyak itu harga jualnya lagi
murah, ya sudah kita coba olah saja buat kurma tomat, kulitnya dibuat korma
lalu isinya dibuat sirup," katanya
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian Agung Hendriadi mengatakan ketahanan pangan keluarga saat ini sangat
penting di tengah merebaknya pandemi COVID-19.
"Situasi saat ini ada pembatasan gerak masyarakat untuk
mencegah penyebaran pandemi COVID-19, keberadaan P2L ini menjadi sangat tepat
karena masyarakat dapat memproduksi pangan dari pekarangan rumah mereka
sendiri," ujar Agung.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan melalui pengembangan P2L
selain dapat memenuhi kebutuhan pangan, juga dapat meningkatkan kesejahteraan
anggota.
"Dampak dari P2L ini dapat dirasakan oleh kelompok
tani, membuat pasar sendiri khusus produk mereka di kecamatan, sehingga
kelompok tani berdaya dan menghasilkan keuntungan, silakan masyarakat
tumbuhkan, kita dorong sepenuhnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, P2L merupakan upaya penurunan daerah
rentan rawan pangan dan mendukung penurunan prevalensi stunting yang menjadi
salah satu program utama Kementan di bawah kepemimpinan Mentan Syahrul Yasin
Limpo. Hingga saat ini P2L sudah memberdayakan sekitar 22 ribu kelompok wanita
tani yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sumber: Detik.com