Selandia Baru Menang Lawan Corona, Ratusan Ribu Orang Kembali Bekerja



Wellington - Ratusan ribu orang di Selandia Baru kembali bekerja setelah pemerintah melonggarkan pembatasan wilayah salah satu negara yang menerapkan lockdown paling ketat di dunia.

Pekerja pabrik dan bangunan mulai bekerja dan sejumlah restoran juga sudah dibuka.

Banyak toko yang masih tutup dan peraturan jaga jarak masih tetap diterapkan.

Lockdown sangat ketat membantu menekan jumlah infeksi virus corona di Selandia Baru dengan 1.100 dan 19 orang meninggal.

Perdana Menteri Jcinda Ardern mengatakan negara itu telah memenangkan fase pertama pertempuran melawan Covid-19 namun tantangan ke depan adalah menjaga angka infeksi setelah lockdown dilonggarkan.

Selandia Baru mencatat satu kasus baru pada hari Minggu (26/04), dan dengan kondisi itu, Ardern mengatakan virus itu "saat ini" dihilangkan.

Namun demikian pemerintah mengingatkan agar tidak berpuas diri, dengan mengatakan hal itu bukanlah berarti berakhirnya secara total kasus-kasus virus corona baru.

Klaim keberhasilan ini muncul beberapa jam sebelum Selandia Baru melonggarkan kebijakan karantina wilayah ataus lockdown.

Mulai hari Selasa (28/04) sejumlah kegiatan bisnis, fasilitas kesehatan, dan pendidikan dapat dibuka kembali.

Kebanyakan masyarakat masih akan diminta agar tetap tinggal di rumah setiap saat dan menghindari interaksi sosial.

"Kami membuka kegiatan ekonomi, tetapi kami tidak membuka kehidupan sosial masyarakat," kata Ardern dalam keterangan pers harian.

Selandia Baru telah melaporkan kurang dari 1.500 kasus virus corona yang terkonfirmasi dan ada 19 kasus kematian.

'Menghindari yang terburuk'

Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield mengatakan, rendahnya jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir "memang memberi kami keyakinan bahwa kami telah mencapai tujuan eliminasi (penghilangan)".

Dia memperingatkan bahwa "eliminasi" tidak berarti tidak akan ada kasus baru, "tetapi itu berarti kita tahu dari mana kasus tersebut berasal".

Ardern mengatakan, "tidak ada transmisi komunitas luas yang tidak terdeteksi di Selandia Baru", seraya menambahkan: "Kami telah memenangi pertempuran ini."

Namun dia mengatakan negara "harus tetap waspada jika kita ingin tetap seperti itu".

Selandia Baru telah memberlakukan kebijakan salah-satu yang terketat di dunia dalam menghadapi Covid-19.

Alih-alih "meratakan kurva" kasus-kasus positif sebagaimana dilakukan negara-negara lain, pendekatan Ardern adalah benar-benar menghentikan penyebaran.

Seluruh penduduk Selandia Baru ditempatkan dalam karantina wilayah alias lockdown ketika kasus di negara ini baru tercatat beberapa puluh.

Selain menutup perbatasan dan memberlakukan karantina wilayah, negara itu melakukan karantina terhadap semua orang yang tiba di negara itu, dan melakukan pengujian ekstensif dan menggelar pelacakan kontak.

Ardern mengatakan hasil analisa pemodelan mengindikasikan bahwa Selandia Baru bisa memiliki lebih dari 1.000 kasus sehari jika tidak melakukan kebijakan lockdown secara cepat.

Dia mengatakan negaranya tidak akan pernah tahu seberapa buruknya, tetapi bahwa "melalui tindakan kumulatif, kami telah mampu menghindari dampak terburuk".

Pada tengah malam waktu setempat (12:00 GMT pada hari Senin 27 April), Selandia Baru akan melonggarkan kebijakan lockdown dari Tingkat Empat ke Tingkat Tiga.

Itu berarti sebagian besar kegiatan bisnis akan dapat dibuka kembali - termasuk restoran, tapi dibatasi pelayanan yang dibawa pulang (takeaways) - tetapi tidak yang melibatkan kontak tatap muka.

Warga Selandia Baru diperintahkan agar tetap berpegang pada "gelembung" mereka - sekelompok kecil teman dekat atau keluarga - dan berdiri sejauh dua meter dari orang-orang di luar.

Pertemuan massal masih dilarang, pusat perbelanjaan tetap tutup, dan sebagian besar anak-anak dilarang ke sekolah. Sementara perbatasan Selandia Baru akan tetap ditutup.


Sumber: Detik.com