Jakarta - Sebuah survei nasional dari Saiful Mujani Research
& Consulting (SMRC) baru-baru ini merilis survei salah satunya terkait
kekhawatiran rakyat Indonesia terhadap wabah virus Corona. Disebutkan, sebanyak
92 persen masyarakat Indonesia menganggap virus tersebut dapat mengancam nyawa
mereka.
Hasil temuan tersebut didapat peneliti SMRC setelah pihaknya
melakukan penelitian dengan melibatkan 1.200 responden dari 9 hingga 12 April
2020. Margin of error dalam penelitian tersebut juga disebutkan berada di angka
2,9 persen.
Terkait survei soal kekhawatiran rakyat Indonesia atas virus
Corona, pihak SMRC menyebutkan setidaknya ada dua provinsi yang persentase
kekhawatiran warganya di atas 90 persen.
"Ada 92 persen rakyat Indonesia menganggap COVID-19
mengancam nyawa manusia. Tapi ada perbedaan kekhawatiran antardaerah. Dua
provinsi yang persentase warganya menganggap COVID-19 mengancam nyawa sangat
tinggi itu ada di Sulawesi Selatan dengan persentase 99 persen dan DKI Jakarta
98 persen. Sementara di Jawa Barat hanya 77 persen warga yang menganggap
COVID-19 mengancam nyawa," demikian pernyataan tertulis dari SMRC yang
diterima detikcom, Jumat (17/4/2020).
Survei tersebut juga menunjukkan 52 persen rakyat Indonesia
merasa respons pemerintah pusat dalam menangani wabah ini sudah cepat.
Sementara itu, 41 persen lainnya masih menganggap respons pemerintah pusat
dalam menghadapi virus Corona tergolong lamban.
Sama seperti tingkat kekhawatiran, penelitian SMRC ini juga
menemukan perbedaan hasil survei warga di tiap provinsi terkait respons
pemerintah soal penanganan virus Corona.
"Terdapat perbedaan antarprovinsi, sementara mayoritas
warga Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 61 persen menganggap
langkah pemerintah cepat. Di Jawa Barat hanya 41 persen warga yang menganggap
pemerintah pusat bekerja cepat," lanjut keterangan tertulis tersebut.
Terkait kinerja pemerintah provinsi dalam menangani
permasalahan wabah virus Corona di masing-masing wilayahnya, survei ini juga
menunjukkan adanya ketidakpuasan warga Jawa Barat terkait respons pemprov
setempat dalam menangani virus Corona. Disebutkan, hanya ada 39 persen warga Jawa
Barat yang menganggap pemerintah provinsi bergerak cepat.
"Sementara mayoritas warga Jawa Tengah dengan angka 73
persen, Jawa Timur dengan 68 persen, dan DKI Jakarta sebanyak 62 persen
menganggap pemerintah provinsi telah bergerak cepat," imbuhnya.
Terkait imbauan pemerintah dalam melakukan aktivitas di
rumah guna mempersempit ruang gerak penyebaran virus Corona, disebutkan 87,6
persen warga setuju atas aturan PSBB yang digagas pemerintah. Namun 21 persen
di antaranya masih keberatan dengan kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah
saja.
"Persentase terbesar warga yang tidak setuju agar
kegiatan keagamaan dilakukan di rumah saja berada di Jawa Barat. Hanya 54
persen warga Jawa Barat yang setuju kegiatan keagamaan dilakukan di rumah saja.
76 persen warga juga setuju dengan kewajiban bekerja dari rumah saja. Namun, di
Jawa Barat, hanya 54 persen warga yang mendukung kebijakan tersebut,"
pungkas keterangan tertulis tersebut.
Sumber: Detik.com