Serang - Kepala Dinas Sosial Kota Serang Poppy Nopriadi
menganggap komentar atas bantuan sosial Rp 200 ribu berupa beras, mi dan kaleng
kecil sarden menyesatkan. Banyak orang katanya tidak paham mengenai anggaran
untuk jaring pengaman sosial terdampak COVID-19 ini.
"Itu yang kadang-kadang masyarakat atau sebagian orang
belum paham situasinya, aturan atau segala macamnya. Tiba-tiba komentar menurut
saya jadi menyesatkan," ujar Poppy saat ditanya detikcom di Serang,
Banten, Sabtu (9/5/2020).
Anggaran Pemkot dibeli untuk beli beras per kilo Rp 13 ribu,
mi per bungkus tiga ribu, dan sarden Rp 14 ribu adalah plafon tertinggi yang
dibuat di dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Tapi harga yang diserap
menurutnya tidak segitu. Ada harga kewajaran dan harga survei yang dibayarkan
oleh Pemkot Serang.
Popy menegaskan bahwa bansos ini didampingi inspektorat.
Barang yang dibeli diawasi bahkan sampai turunnya barang dilihat oleh mereka.
"Kita sadar program itu pada posisi norma setahun ada
sosialisasi, ini darurat," ujar Poppy.
Program bansos, baik yang berupa sembako atau tunai menurut
Poppy sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Nilai Rp 200 ribu menurutnya
tidak seberapa dibandingkan bantuan pusat. Makanya, pilihan bentuk sembako
diambil oleh Dinas Sosial.
"Kita menggunakan sembako biar bisa diterima
langsung," ujar Poppy.
Total untuk bansos dalam bentuk jaring pengaman sosial
selama pandemi Corona ini dibagikan sebanyak 3 kali untuk 50 kepala keluarga. Total
anggarannya adalah Rp 30 miliar.
Dalam surat wali kota tertanggal 20 April ke Gubernur Banten
Nomor 050/322-Bapp/2020 perubahan usulan batuan keuangan Provinsi Banten tahun
anggaran 2020. Tertuang Dinas Sosial menganggarkan jaring pengaman sosial
selama masa darurat. Kebutuhannya adalah untuk membeli beras 10 kilo, mi instan
14 bungkus, dan sarden. Kebutuhan itu dikalikan untuk 50 ribu kepala keluarga
dan dibagikan 3 kali.
Harga satuannya untuk setiap 1 kg beras adalah 13 ribu atau
dijumlahkan menjadi Rp 19,5 miliar. Dan untuk mi dianggarkan Rp 3 ribu
sebungkusnya atau dianggarkan Rp 6,3 miliar dan sarden per kalengnya Rp 14 ribu
atau dianggarkan sebesar 4,2 miliar.
Sumber: Detik.com