Biden Sebut Trump Bodoh Tak Pakai Masker, Inggris Revisi Kematian Corona
Jakarta - Jumlah kematian
"yang terkait" virus Corona
di Inggris kini telah
meningkat menjadi 46.000, jauh lebih tinggi dari 36.914 kematian yang secara
resmi dilaporkan. Data ini merupakan hasil pembaruan statistik yang dirilis
pada Selasa (26/5/2020).
Seperti dilansir AFP, Selasa (26/5/2020) jumlah korban
meninggal dunia harian yang dirilis di Inggris hanya mencakup kematian yang
telah dinyatakan positif Corona.
Tetapi Kantor Statistik Nasional (ONS) melakukan studi
terpisah guna menghitung semua kematian di mana COVID-19 diduga atau disebutkan
pada sertifikat kematian.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita
internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu
(27/5/2020):
- Biden Sebut Trump Bodoh karena Tak Pakai Masker Saat
Pandemi Corona
Kandidat calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari
Partai Demokrat, Joe Biden,
menegur Presiden AS Donald
Trump karena tidak memakai masker saat menghadiri serangkaian acara publik.
Biden menyebut Trump 'bodoh sekali' dan menyatakan kepemimpinannya telah
'mengorbankan nyawa rakyat'.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (27/5/2020), Biden yang
berpotensi menjadi rival utama Trump dalam pemilihan presiden (pilpres)
November mendatang, melontarkan komentar ini setelah Trump me-retweet postingan
yang dianggap menghina Biden yang memakai masker saat menghadiri acara Memorial
Day beberapa waktu lalu.
Postingan yang di-retweet Trump itu disertai komentar yang
berbunyi: "Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa Trump tidak suka
memakai masker di depan umum."
- Soal RUU Keamanan Hong Kong, Trump Tidak Senang dan Ancam
Lakukan Sesuatu
Presiden Amerika
Serikat (AS) Donald Trump
memperingatkan bahwa Hong Kong
bisa kehilangan status sebagai pusat finansial global, jika rancangan
undang-undang (RUU) keamanan China yang
mengekang Hong Kong diloloskan. Trump menyatakan AS akan memberikan respons
'sangat menarik' beberapa hari ini.
Seperti dilansir AFP, Rabu (27/5/2020), RUU keamanan China
itu akan melarang pemisahan diri, subversi (upaya menjatuhkan kekuasaan),
terorisme dan intervensi asing. RUU ini diajukan otoritas China setelah berlangsungnya
unjuk rasa pro-demokrasi selama tujuh bulan di Hong Kong, tahun lalu.
Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menegaskan bahwa
kebebasan mendasar akan tetap ada.
"Tapi sulit untuk melihat Hong Kong tetap menjadi pusat
finansial jika China mengambil alih," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih,
Kayleigh McEnany, dalam press briefing sembari menyatakan bahwa peringatan ini
datang langsung dari Trump.
- Maskapai Penerbangan Arab Saudi Beroperasi Kembali 31 Mei
Perusahaan maskapai penerbangan Arab Saudi sedang bersiap untuk
membuka kembali sejumlah penerbangan domestik mulai 31 Mei. Hal ini dilakukan
usai kerajaan Saudi mulai melonggarkan pembatasan untuk mencegah penularan
virus Corona.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (27/5/2020) sebanyak 60
penerbangan akan dimulai kembali setiap hari pada tahap pertama pada Minggu
(31/5). Kantor berita Arab Saudi melaporkan bahwa larangan melakukan perjalanan
domestik, mengadakan salat di masjid-masjid, dan kehadiran di tempat kerja baik
di sektor pemerintah maupun swasta akan dicabut mulai 31 Mei.
Sebelumnya, Arab Saudi menyatakan akan mengakhiri jam malam
yang diberlakukan secara nasional untuk membatasi penyebaran virus Corona
(COVID-19). Jam malam akan diakhiri mulai 21 Juni mendatang untuk seluruh
wilayah Saudi, kecuali kota suci Mekah.
- Inggris Revisi Data Corona, Angka Kematian Bertambah Jadi
46 Ribu
Jumlah
kematian "yang terkait" virus Corona di Inggris kini telah meningkat
menjadi 46.000, jauh lebih tinggi dari 36.914 kematian yang secara resmi
dilaporkan. Data ini merupakan hasil pembaruan statistik yang dirilis pada
Selasa (26/5/2020).
Seperti dilansir AFP, Selasa (26/5/2020) jumlah korban
meninggal dunia harian yang dirilis di Inggris hanya mencakup kematian yang
telah dinyatakan positif Corona.
Tetapi Kantor Statistik Nasional (ONS) melakukan studi
terpisah guna menghitung semua kematian di mana COVID-19 diduga atau disebutkan
pada sertifikat kematian.
- New Normal di Taman Hiburan Jepang: Naik Rollercoaster
Dilarang Teriak!
Taman hiburan di Jepang
secara bertahap dibuka kembali. Namun, mereka diminta beradaptasi dengan
era new normal atau normal baru dalam menghadapi wabah Corona.
Seperti dilansir AFP, Rabu (27/5/2020) sekelompok operator
wahana taman bermain telah merilis pedoman bersama tentang cara beroperasi
dengan aman di bawah ancaman virus Corona.
Di antara rekomendasinya, para pengguna wahana akan diminta
untuk mengenakan masker setiap saat dan "menahan diri untuk tidak
berteriak keras" di rollercoaster dan wahana lainnya.
Sumber: Detik.com