Samosir - Brigadir Heri Ompusunggu, polisi asal Samosir, Sumatera Utara (Sumut),
menceritakan saat dirinya menebus jenazah korban kecelakaan lalu
lintas di rumah sakit. Sebelumnya diberitakan, jenazah korban tak kunjung
diurus keluarganya karena keterbatasan uang.
"Biaya rumah sakit, termasuk ambulans dan petinya, itu
sekitar Rp 6.500.000. Uang saya saat itu hanya Rp 5.000.000, jadi saya pulang
dulu. Saya ceritakan sama istri dan istri ikut bantu. Sisanya saya transfer ke
pihak rumah sakit," ujar Heri kepada wartawan, Sabtu (9/5/2020).
Heri mengaku membantu menebus jasad korban karena kasihan.
Dia melihat keluarga korban kesusahan untuk menebus korban dari rumah sakit.
"Awalnya kan saya cari keluarganya. Dapat, mereka
ternyata di Siborong-borong, Taput (Tapanuli Utara). Tapi,
setelah dihubungi, tidak datang juga. Saya hubungi teman polisi yang ada di
daerah Taput, dia menjelaskan keluarganya dalam keadaan susah," cerita
Heri.
"Ongkos ke rumah sakit yang di Sidikalang, Dairi, juga
mungkin tidak ada. Jadi saya suruh saja datang. Sampai di rumah sakit, mereka
cerita tidak punya uang. Jadi di situ saya minta anggota mengambil uang ke ATM dan
membayarnya," sambung dia.
Sebelumnya, Kapolres Samosir AKBP Muhammad Saleh
menceritakan kejadian bermula saat korban mengalami kecelakaan pada Minggu
(3/5). Keluarga korban yang dihubungi tidak kunjung mendatangi korban.
"Heri mengecek kondisi korban ke Rumah Sakit
Sidikalang, karena kemarin dibawa kesana. Kondisinya masih hidup, dan dicarilah
keluarganya. Dapat, kemudian dihubungi, tapi sepertinya keluarganya cuek,"
ujarnya.
Saleh menjelaskan beberapa hari kemudian korban meninggal
dunia. Keluarga yang terus dihubungi kepolisian akhirnya datang ke rumah sakit.
"Anggota nanya ke mereka kenapa tidak mengurus korban.
Mereka menjawab karena tidak ada biaya," jelasnya.
Karena keluarga tidak memiliki biaya, kata Saleh, Heri
kemudian berinisiatif menebus jenazah korban. Heri juga membiayai pembelian
peti dan menyewa ambulans untuk kepulangan jenazah.
"Akhirnya anggota ambil tindakan. Dibeli petinya,
dibayar tebusannya sampai ambulansnya juga. Lumayanlah itu, sebulan gaji.
Sekitar Rp 6-7 juta," paparnya.
Sumber: Detik.com