Ini Dampak Buruk Jika Banyak yang Turun Kelas BPJS Kesehatan



Jakarta - Pemerintah kembali menaikkan iuran BPJS Kesehatan, kali ini iuran kelas I dan II saja yang dinaikkan per Juli 2020, sementara kelas III akan dinaikkan tahun depan.

Ajakan turun kelas pun bermunculan, memang BPJS Kesehatan sendiri pun mengizinkan apabila ada masyarakat yang mau turun kelas.

Namun, menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad ada konsekuensi besar dari gelombang turun kelas BPJS. Pertama, menurut Tauhid kalau kebanyakan orang yang turun kelas target penerimaan pasti akan rendah.
"Implikasinya ini kalau dinaikkan iurannya, ini semua banyak yang mau turun kelas, khawatirnya kalau kelas III ini volumenya besar target penerimaan negara dari premi asuransi BPJS juga akan rendah," kata Tauhid kepada detikcom, Jumat (15/5/2020).

Dia menilai kalau sudah begini pemerintah percuma saja menaikkan iuran, karena penerimaannya tidak bertambah banyak.
Kenaikan yang ditetapkan pemerintah sendiri untuk kelas I iurannya menjadi Rp 150 ribu dan kelas II menjadi Rp 100 ribu. Kenaikan ini akan berlaku mulai 1 Juli 2020.

Sedangkan untuk kelas III baru akan naik tahun 2021. Kelas ini iurannya berubah menjadi Rp 35 ribu.

Kembali ke Tauhid, dia menilai dengan jumlah kelas III yang membludak dapat membuat pelayanan kesehatan jadi tidak maksimal. Dia menilai fasilitas kelas III yang disiapkan rumah sakit tidak akan cukup untuk menampung pasien kelas III.

"Kemudian, kekhawatiran berikutnya adalah pelayanan jadi nggak maksimal. Dalam hal ini bukan standarnya turun, tapi karena kelas III banyak jumlahnya, ruang kamar, fasilitas kesehatan, dan dokternya tidak akan cukup," jelas Tauhid.

Kondisi terburuk bisa saja terjadi antrean penumpang karena fasilitas kelas III tidak pernah kosong. Hal ini menurutnya sekarang saja sudah sering terjadi, banyak masyarakat yang seharusnya dirawat tapi tak mendapatkan kamar.

"Ujungnya malah jadi bisa jadi penumpukan kelas, sekarang saja sudah banyak yang begitu kan kelas III sering nggak dapat kamar," ungkap Tauhid.



Sumber: Detik.com