Tangerang - Penerbangan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
kembali beroperasi. Dari seluruh penumpang bersyarat yang diperbolehkan
terbang, penumpang repatriasi khususnya pekerja migran Indonesia (PMI atau TKI)
menjadi yang paling dominan. Sedangkan penumpang pebisnis dan perjalanan dinas
pejabat negara atau tamu negara masih minim.
"Karena baru mulai hari ini jadi belum cukup banyak,
maskapainya juga belum terbang semua, yang sudah terbang itu baru Citilink dan
Garuda Indonesia. Penumpangnya masih sedikit satu flat ada yang isinya 3 orang
4 orang jadi belum banyak. Yang paling dominan itu pekerja migran
Indonesia," ujar Executive General Manager Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Agus Haryadi kepada detikcom ditemui di Bandara Soekarno-Hatta,
Tangerang, Sabtu (9/5/2020).
Per hari ini, menurut Agus ada 2 penerbangan bagi penumpang
repatriasi dari Taipei, Taiwan. Namun, Agus belum mencatat total penumpang yang
datang dan diterbangkan ke kota asalnya masing-masing.
"Hari ini dari Taipei aja 2, jumlah penumpangnya saya
belum ngecek berapa," sambungnya.
Secara keseluruhan sejak ada Corona, rata-rata penerbangan
di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 600-1.000 penerbangan dengan total penumpang
sekitar 14.500 orang dari 11 Maret 2020 lalu.
"Rata-rata pergerakan itu antara 600-1.000. Sekitar
14.500 an dari tanggal 11 Maret 2020," sambungnya.
Ia meyakinkan bahwa penerbangan yang dibuka kali ini benar-benar
terbatas bagi penumpang yang dibolehkan saja dan tetap melarang mudik. Proses
pemeriksaan pun dilakukan secara ketat.
"Tapi ini bukan mudik, mudik tetap dilarang. Jadi
persyaratan terbang itu tetap memfilter orang-orang yang terbang itu tidak
mudik. Bagaimana caranya? Ya sesuai Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 dari Gugus
Tugas Nasional itu," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan detikcom, memang tak banyak calon
penumpang yang lalu lalang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Beberapa calon
penumpang yang detikcom temui mengaku berprofesi sebagai TKI yang hendak pulang
ke kota asalnya masing-masing.
Alasannya mereka kehabisan uang saku di negara lain. Sebab,
di negara tempat mereka bekerja aktivitas pekerjaan sudah sangat dibatasi.
"Iya saya dari Taipei mau pulang ke Surabaya, karena di
sana saya nggak bisa ngapa-ngapain dan nggak ada penghasilan lain," ujar
Tuti (bukan nama sebenarnya) kepada detikcom.
Hal serupa juga disampaikan calon penumpang lainnya. Dengan
tujuan penerbangan yang berbeda yakni ke Palembang.
"Mau ke Palembang dari Taipei juga. Di sana udah ga
kerja lagi karena Corona, kalau bukan karena terpaksa saya juga nggak akan
pulang begini," kata Herman kepada detikcom.
Sumber: Detik.com