Kisruh Bank Sentral Inggris Tolak Cairkan Emas Venezuela



Jakarta - Bank sentral Venezuela menuntut bank sentral Inggris Bank of England (BoE). Tuntutan itu lantaran mereka tidak diberikan akses ke cadangan emas yang bisa membantunya mengatasi pandemi virus Corona.

Melansir CNN, Jumat (22/5/2020), Bank of England telah menolak untuk mengkonfirmasi tuntutan itu akan membuat mereka memberikan akses Venezuela kepada cadangan emas senilai 930 juta euro atau US$ 1 miliar atau setara Rp 14,6 triliun (kurs Rp 14.600) yang disimpan atas namanya.

Venezuela telah meminta Bank of England melikuidasi cadangan emas tersebut dan mengirimkan dananya ke United Nations Development Programme atau program pembangunan PBB sehingga mereka bisa membeli berbagai peralatan kesehatan, obat-obatan dan bahan pangan untuk menghadapi pandemi. Hal itu tercatat dalam dokumen firma hukum London Zaiwalla & Co.

"Tidak ada, atau tidak ada dasar, untuk penolakan semacam itu. Perilaku BoE salah," kata dokumen pengadilan itu.

Bank of England mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak akan memberikan komentar terhadap hubungan dengan individu.

PBB sendiri telah memasukkan Venezuela ke dalam daftar 135 negara yang membutuhkan pasokan peralatan medis utama sebagai bagian dari rencana menghadapi pandemi COVID-19. Infrastruktur kesehatan Venezuela rapuh, dan negara itu tengah berada di bawah tekanan karena sanksi ketat yang diberikan AS sejak 2019.

Semua beban itu membuat Venezuela tercatat memiliki 824 kasus virus Corona dengan 10 kematian, menurut data Universitas Johns Hopkins.

"Venezuela berada di tengah-tengah krisis ekonomi dan krisis kemanusiaan yang mengerikan yang telah mendorong 5,1 juta rakyat Venezuela untuk pergi ke luar negeri,"kata PBB dalam sebuah pernyataannya.

Sebelumnya Bank of England juga pernah memblokir upaya pemerintah Venezuela untuk mendapatkan akses ke cadangan emasnya pada akhir 2018. Bank itu menyimpan sekitar 400.000 batang emas di brankasnya, bernilai lebih dari £ 200 miliar (US$ 244,6 miliar). Angka itu membuat BoE menjadi penjaga emas terbesar kedua di dunia setelah Federal Reserve New York.


Sumber: Detik.com