Jakarta - Jika pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
wilayah Jakarta berakhir 4 Juni 2020, operasional mal di wilayah tersebut
diperkirakan akan dimulai pada 5 Juni 2020.
Menanggapi itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio
mengingatkan agar masyarakat tidak datang ke mal jika tidak ada keperluan
mendesak. Hal itu karena pembukaan mal dalam waktu dekat tersebut berisiko terjadi
penularan.
"Untuk masyarakat hati-hati, kalau tidak sangat-sangat
perlu tidak usah nongkrong di mal karena risikonya besar. Misalnya hanya makan
atau hangout lebih baik dihindari, tahan dulu," kata Agus kepada detikcom,
Selasa (26/5/2020).
Jika pemerintah belum bisa memenuhi test swab PCR
(Polymerase Reaction Chain) di atas 10.000 per hari, Agus menilai tidak ada
bukti bahwa penyebaran Corona benar sudah menurun. Pemerintah disebut hanya
pakai dasar ekonomi dalam mengambil kebijakan ini.
"Angka itu adalah angka Internasional yang digunakan
untuk pengambilan kebijakan selanjutnya. Kalau dasarnya tidak ada, berarti
hanya pakai dasar ekonomi, orang yang sakit pandemi kok. Jadi buat saya tidak
ada dasar certificate evidence-nya untuk pengambilan kebijakan. Yang ada hanya
kira-kira saja karena sudah tidak tahan secara ekonomi," ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Analis Kebijakan Publik
Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah. Mengingat mal merupakan tempat
berkumpulnya orang, sedangkan tingkat penularan Corona (COVID-19) di Jakarta
dinilai masih tinggi.
"Sulitnya di mal karena itu tempat berkumpulnya
masyarakat. Menurut saya jangan terburu-buru dulu. Yang berbahaya orang tanpa
gejala (Corona) kita nggak tahu, dia sehat tapi nanti tahu-tahu menyebar. Di
Jakarta memang sudah menurun tapi kan belum sampai ke titik yang diharapkan
karena masih tinggi jadi kalau dibuka 5 Juni itu terlalu terburu-buru,"
urainya.
Meski ada pemeriksaan tes suhu setiap masuk mal, cara itu
dinilai tak efektif untuk berstatus orang tanpa gejala (OTG) Corona. Sehingga
orang dengan status tersebut bisa menularkan virus Corona saat ke mal dan
dikhawatirkan menimbulkan gelombang kedua Corona.
"Kalau mal dibuka akan bertemulah mereka antara orang
yang sehat dengan yang sakit atau yang OTG tadi, campur aduklah pembeli
penjual. Saya khawatir jangan sampai menjadi ledakan gelombang kedua dari
COVID-19 yang berbahaya di situ," ucapnya.
Sumber: Detik.com