Mesin Gantikan Orang di New Normal, Bagaimana Nasib Pekerja?


Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna

Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menjelaskan bahwa otomatisasi industri akan dipercepat di era normal baru atau new normal. Pemutusan hubungan kerja (PHK) kemungkinan tak terelakkan imbas hal tersebut.

Agar tidak semakin banyak pengangguran, menurutnya hal itu perlu diantisipasi dan menjadi perhatian.

"Ini juga yang harus kita antisipasi. Berarti kan di tengah banyaknya yang dirumahkan atau yang di-PHK ini, untuk mereka akan di-rehired (dipekerjakan) kembali mungkin nggak semuanya dalam keadaan new normal ini. Itu yang perlu diperhatikan juga," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (31/5/2020).

Belum lagi jika nantinya ada protokol yang mengharuskan jaga jarak sosial (physical distancing) di dalam pabrik. Otomatis jumlah pekerja di waktu yang sama tidak bisa lagi 100%, mungkin saja hanya 50% misalnya.

Namun menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani, pengusaha akan mengupayakan agar tidak perlu ada PHK.

"Kalaupun mereka tetap bekerja, bukannya harus di-cut 50%. Tapi bagaimana cara mereka bekerja, apa shift yang berubah, apa kemudian tempat mereka bekerja yang diperlebar. Itu kan banyak hal yang bisa dilakukan," ujarnya.

Tapi di sisi lain dia menjelaskan bahwa kapasitas produksi di era new normal tidak akan kembali 100% seperti sebelum adanya pandemi COVID-19. Sebab demand atau permintaan produk mengalami penurunan.

Tentu saja mau tidak mau hal itu akan membuat pelaku industri menyesuaikan jumlah pekerjanya dengan demand yang ada di pasaran.

"Apakah mereka (pelaku industri) bisa kembali mempekerjakan (karyawannya)? tergantung juga dengan demand kapasitas yang dibutuhkan. Karena kan kalau kalau memang pabriknya nggak perlu operasi full, bagaimana mereka bisa mempekerjakan semuanya, kan nggak mungkin juga," ujarnya.

"Jadi ini tergantung dari pada demand-nya juga. jadi kita juga jangan lihat hanya keinginan kita. Of course keinginan kita adalah nggak merumahkan siapa-siapa. Tapi kan demand kalau berkurang, dari segi operasinya berkurang, dengan sendirinya akan impact juga," tambah Shinta.


Sumber: Detik.com