Pernyataan Lengkap Pemerintah soal 26.473 Kasus Positif Corona Per 31 Mei


Juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Pemerintah terus memperbarui data kasus konfirmasi positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per hari ini tercatat sebanyak 26.473 orang positif Corona, lalu sebanyak 1.613 orang meninggal dunia, dan 7.308 orang dinyatakan sembuh.

"Hari ini kita telah memeriksa 11.470 spesimen sehingga total menjadi 323.376 spesimen. Dari pemeriksaan tersebut kita dapatkan konfirmasi positif naik 700 orang sehingga jadi 26.473 orang," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam keterangan pers yang ditayangkan akun YouTube BNPB, Minggu (31/5/2020).

Yuri menyebut dari data itu sebanyak 5 provinsi masih menunjukkan angka pasien positif yang cukup tinggi. Kelima Provinsi itu ialah Jawa Timur, DKI Jakarta, NTT, Jawa Tengah, dan Sulawesi Utara. Yuri pun memastikan, hal ini berarti masih ada penularan Corona di tengah masyarakat hingga saat ini.

"Saudara-saudara gambar-gambaran inilah yang kemudian kita yakini bawah penularan masih terjadi, bahwa kasus baru masih terus bertambah artinya masih ada orang sakit, masih ada orang berpenyakit yang membawa virus ini yang berada di tengah masyarakat. Oleh karena itu, mari kita hati-hati agar tidak tertular, jaga jarak secara fisik dengan siapapun kemudian gunakan masker, rajin cuci tangan dengan sabun, ini prasyarat paling penting. Hindari Kerumunan, atur kegiatan sosial kita agar tidak menimbulkan kerumunan dan penumpukan. Oleh karena inilah yang jadi salah satu yang harus kita biasakan di dalam hadapi kenormalan yang baru," ujar Yuri.

Berikut ini pernyataan lengkap pemerintah:

Kita telah mendengarkan penjelasan tim pakar gugus tugas terkait upaya pemerintah untuk secara bertahap melaksanakan pelaksanaan dari new normal atau kenormalan yang baru dari semua aspek kehidupan kita. Kemarin kita telah sama-sama kita ikuti bahwa aplikasi tentang ini tidak bisa dan tidak mungkin dilakukan secara serempak di 514 kabupaten dan kota. Karena permasalahan yang ada di masing-masing kabupaten kota tidak sama kemarin telah disampaikan, ada 102 yang tidak terdampak COVID-19. Artinya, di daerah tersebut tidak kita temukan kasus konfirmasi positif. Hal ini dapat dimaknai bahwa sebenarnya untuk tetap menjaga agar jangan sampai ada penularan di semua kabupaten kota di seluruh Indonesia, karena kita tahu masalah COVID-19 ini masalah pandemi yang melanda seluruh, hampir seluruh negara di muka bumi ini, bahwa daerah yang sama sekali tidak terdampak, tidak dijamin tidak akan pernah terdampak. Oleh karena itu protokol kesehatan harus tetap dijalankan di semua tempat.

Pemerintah telah melakukan kajian secara komprehensif di 514 kabupaten/kota terus menerus bersama tim ahli, pakar dan perguruan tinggi untuk terus menerus memantau masing-masing kondisi kabupaten/kota ini, kita akan melihat fokus pada upaya untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Ada beberapa aspek yang kita nilai di bidang kesehatan tentunya aspek epidemiologi menjadi sesuatu yang penting. Penting kita harus ketahui bawah daerah tersebut telah berhasil melakukan penurunan kasus setidaknya lebih dari 50 persen dari kasus puncak yang pernah dicapai di daerah itu dalam 3 minggu terakhir ini berturut-turut. Ini jadi satu ukuran apakah satu daerah bisa menuju ke babak selanjutnya untuk menuju ke konsep kenormalan yang barus. Kemudian kita juga harus melihat kalau kasus itu masih ada, maka positive rate-nya paling tidak penambahan kasus positifnya rata-rata menurun dari 5 persen. kita harus lakukan menurun 5 persen dari kasus yang kita periksa. Ini yang harus betul kita pahami di samping menurunnya jumlah kematian dari kasus positif yang sudah dinyatakan.

Saudara-saudara ini adalah pertimbangan aspek epidemiologinya, kedua tentu sistem kesehatan yang harus kita pertimbangkan diantaranya tentang penggunaan tempat tidur ICU dalam dua minggu terakhir, kemudian sistem surveilans kesehatan yang diberlakukan. Oleh karena itu pertimbangan inilah yang kemudian kita sampaikan kepada kepala pemerintah setempat. Kalau kabupaten/kota tentunya pertimbangan gugus tugas ini yang akan disampaikan pada para bupati dan wali kota, sudah barang tentu ditindaklanjuti oleh bupati dan walkot untuk dibicarakan pada level pemerintahan dan tokoh masyarakat dan semua pihak yang berada di kabupaten/kota tersebut untuk memutuskan apakah akan melaksanakan kegiatan untuk mengaplikasikan kenormalan yang baru atau masih akan menunda. Karena setelah diputuskan maka harus ada upaya sosialisasi kepada seluruh masyarakat di kabupaten/kota tersebut, tentang keputusan Pemda yang akan mengimplementasikan dan kemudian bukan hanya sosialisasi tapi juga seluruhnya harus mendapat edukasi tentang apa yang harus dilakukan dalam wacana normal yang baru.

Kemudian apabila ini sudah dipahami oleh masyarakat tentu diperlukan adanya simulasi-simulasi. Sebagai contoh mungkin kalau disepakati pasar maka harus dilakukan simulasi tentang penataan pasar yang memenuhi persyaratan-persyaratan protokol kesehatan dan diyakin masyarakat sudah memahami dan bisa melaksanakannya. Jadi bukan sesuatu yang mudah yang kemudian sepihak dinyatakan bawah kenormalan yang baru dilakukan tentu harus melalui sosialisasi edukasi dan simulasi termasuk dilakukan di bidang pendidikan tentu harus melalui sosialisasi bukan hanya kepada murid, orang tua murid juga, juga tenaga pengajar di sekolah. Kemudian dilakukan simulasi SOP bagaimana prosedur protokol kesehatan itu bisa dilaksanakan. Apabila kemudian simulasi ini sudah dilaksanakan dan dipahamkan dan diyakini bisa dilaksanakan maka tentu akan dilaksanakan.

Oleh karena itu kita tidak menganggap bahwa kenormalan yang baru itu ibarat bendera start untuk lomba lari, semuanya langsung bergerak bersama-sama. Sangat tergantung pada epidemiologis masing-masing daerah dan ini jadi keputusan kepala daerahnya. Oleh karena itu, saudara-saudara sekalian beberapa pertanyaan yang kami terima terkait kenormalan yang baru sudah kami jawab saat ini, tidak sedemikian tiba-tiba kemudian semuanya diberlakukan pada semua aspek dan bidang tanpa didahului oleh simulasi di bidang tersebut, tanpa didahului edukasi bagi para pihak yang terlibat, tanpa kemudian dilakukan sosialisasi kepada masyarakat yang terkait dengan bidang tersebut. Inilah bentuk kehati-hatian kita bersama. Kita yakin ini kan kita bisa lakukan dengan baik di mana kalau peran serta masyarakat secara aktif ambil bagian dalam penerapan kebijakan kenormalan yang baru. Mari kita mengambil peran serta terkait pelaksanaannya ini yang jadi penting kita pahami tidak menjadi euforia baru bahwa kenormalan ini seakan-akan membebaskan kita untuk beraktivitas seperti kejadian sebelum pandemi ini. Kita harus berhati-hati dan kita harus bergerak kita harus produktif namun tetap aman dari COVID-19. Ini yang jadi perhatian penting yang harus sama-sama kita cermati, sama-sama kita harus kita tindaklanjuti dengan cara inilah kita menjadi bangsa yang tetap produktif namun aman dari COVID-19. Ini adalah cara hidup baru, ini kenormalan yang baru. Kita harus normal sebagai negara yang produktif namun harus dengan paradigma yang baru yaitu aman dari COVID-19. Ini yang harus jadi pegangan dan harus dipahami untuk langkah selanjutnya.

Pada hari ini kami juga kan melaporkan juga beberapa kinerja data di bidang kesehatan. Hari ini kita telah memeriksa 11.470 spesimen sehingga total menjadi 323.376 spesimen. Dari pemeriksaan tersebut kita dapatkan konfirmasi positif naik 700 orang sehingga jadi 26.473 orang. Data ini kalau kita pelajari lebih lanjut kita lihat masih ada 5 provinsi yang tinggi yang mengalami kenaikan, pertama Jawa Timur sekarang jadi 244 positif, ada penambahan dibanding kemarin sebanyak 199. DKI kemarin 101 sekarang naik 118, namun sekali lagi bawah DKI tidak berasal dari penduduk DKI tapi juga pekerja migran yang baru kembali yang rata-rata lebih dari 1.000 orang tiap hari yang masuk dari Bandara Soekarno-Hatta juga kita screening. Apabila kita temukan kasus positif maka akan kita rawat di RSD Wisma Atlet. Kemudian NTT mengalami peningkatan 42 orang, Jateng 37 orang, Sulsel meskipun menurun dibanding kemarin, namun angkanya masih cukup signifikan yaitu bertambah 31 orang. Sementara ada provinsi yang sama sekali tidak ada kasus hari in Aceh, Jambi, Kalimantan Utara dan Riau. Sementara ada provinsi yang hari ini melaporkan 1 orang diantaranya Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung dan NTT. Ini yang kita dapatkan dari data positif.

Kasus sembuh meningkat 239 orang sehingga total sembuh 7.308 orang. Kita harus melihat data ini yang membawa optimisme kita banyak kasus yang sembuh bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, bahwa kita mampu menyembuhkannya. Kita lihat apa angka 239 orang yang sembuh hari ini sebagian besar pada kelompok usia antara 29-45 tahun artinya pada kelompok ini sebenarnya kita berharap bisa cepat sembuh dan jadi produktif kembali karena inilah angka kerja kita. Kasus meninggal meningkat 43 orang sehingga 1.613 orang.

Saudara-saudara saat ini sudah ada 416 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terdampak. Kita masih lakukan pemantauan ketat pada ODP sebanyak 49.936 orang, PDP yang saat ini kita awasi sebanyak 12.913 orang. Hari ini juga dapat laporan dari RSD di Pulau Galang, rumah sakit ini kita bangun dengan kapasitas terpasang 360 tempat tidur diantaranya ada 100 tempat tidur untuk ICU. laporan yang kami terima yang dirawat 36 orang, artinya kapasitas kita masih cukup secara keseluruhan.

Saudara-saudara gambaran inilah yang kemudian kita yakini bawah penularan masih terjadi, bahwa kasus baru masih terus bertambah artinya masih ada orang sakit,masih ada orang berpenyakit yang membawa virus ini yang berada di tengah masyarakat. Oleh karena itu mari kita hati agar tidak tertular jaga jarak secara fisik dengan siapapun, kemudian gunakan masker, rajin cuci tangan dengan sabun ini persyaratan paling penting, hindari kerumunan atur kegiatan sosial kita agar tidak menimbulkan kerumunan, penumpukan. Oleh karena inilah yang jadi salah satu yang harus kita biasakan di dalam hadapi kenormalan yang baru.

Saudara2 kita pasti mampu melaksanakan ini, kita yakin bahwa berperan serta semua orang tanpa terkecuali terus menerus apalagi berbasis kepada kekuatan melindungi keluarga agar tidak sakit adalah kekuatan yang sebenarnya dari kita. Ikuti terus informasi COVID-19 agar kita bisa dapatkan data fakta instruksi, anjuran, arahan pemerintah dengan benar. Kami yakin gugus tugas telah menyiapkan kanal-kanal informasi yang telah disiapkan secara nasional bisa lihat di covid19.go.id ada call center 119 yang bisa digunakan setiap saat, ada Akun media sosial @lawancovid19, kemudian aplikasi halo Kemenkes dan layanan telemedice yang lainnya telah disiapkan.Oleh karena itu mari tekat kita kita kobarkan bahwa kita akan melindungi diri kita, melindungi keluarga kita, melindungi orang lain, karena dengan cara ini kita melindungi Indonesia.

Saudara-saudara optimisme harus kita bangkitkan, kita bisa lawan ini Indonesia bisa. Terima kasih.


Sumber: Detik.com