Jakarta - Salah satu peritel asal Amerika Serikat (AS)
JCPenney tinggal menghitung hari menuju kebangkrutan. Perusahaan mengumumkan
memberikan bonus US$ 1 juta atau lebih yang setara dengan Rp 14,8 miliar (kurs
Rp 14.800/US$) untuk empat eksekutif tertinggi.
Padahal JCPenney tak mampu membayar utang jatuh tempo
sebesar US$ 12 juta pada 15 April. Kemudian jatuh tempo kedua sebesar US$ 17
juta. Tenggat waktu yang harus diselesaikan manajemen akan berakhir Kamis dan
Jumat pekan ini.
Tetapi perusahaan pada Senin malam mengumumkan telah
membayar bonus US$ 4,5 juta kepada CEO Jill Soltau, dan bonus masing-masing US$
1 juta untuk CFO Bill Wafford, Chief Merchant Michelle Wlazlo dan Chief Human
Resources Officer Brynn Evanson. JCPenney mengatakan pemberian bonus itu
dirancang untuk menjaga talenta terbaiknya.
"Di JCPenney, kami membuat keputusan yang tangguh dan
bijaksana untuk melindungi masa depan perusahaan kami dan menavigasi lingkungan
yang tidak pasti, termasuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mempertahankan tim manajemen kami yang berbakat," kata pernyataan
perusahaan dilansir CNN, Kamis (14/5/2020).
Di bawah rencana itu, eksekutif harus membayar 80% dari
bonus mereka jika mereka mengundurkan diri sebelum 31 Januari 2021. Mereka
harus membayar 20% lainnya jika sasaran kinerja berbasis tonggak tertentu tidak
tercapai.
Mereka juga harus kehilangan hak untuk rencana bonus tahunan
atau penghargaan insentif jangka panjang untuk tahun fiskal saat ini, serta
kehilangan semua ekuitas atau opsi yang beredar untuk penghargaan sebelumnya.
Tetapi bonus untuk tahun fiskal ini tidak mungkin mempertimbangkan masalah
keuangan perusahaan, dan setiap pemegang saham JCPenney (JCP) kemungkinan akan
musnah dalam kebangkrutan.
Namun perusahaan itu telah membuat kemajuan untuk
membalikkan perusahaan sebelum pandemi COVID-19 memaksanya untuk menutup
sebagian besar toko.
"Mempertahankan kontinuitas kepemimpinan akan terus
menjadi penting untuk masa depan kesuksesan jangka panjang perusahaan kami.
Program kompensasi kami sejalan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam situasi
yang sama dan selaras dengan sasaran kinerja berbasis tonggak untuk terus
memberi insentif kepada tim kami untuk mendorong hasil," ujarnya.
Pengajuan kebangkrutan seringkali mencakup pemutusan
hubungan kerja (PHK) yang mendalam. Dalam banyak kasus, karyawan yang
diberhentikan tidak dapat menerima pembayaran pesangon yang biasanya akan
mereka terima dengan hilangnya pekerjaan mereka.
Jika ada eksekutif yang harus membayar bonus, uang akan
disisihkan untuk membayar pesangon. Tetapi ada sejumlah karyawan JCPenney yang
bisa kehilangan pekerjaan mereka jika toko tutup sebagai bagian dari
reorganisasi. Perusahaan ini memiliki sekitar 90.000 karyawan pada 1 Februari.
Awal pekan ini, 16 toko JCPenney dari hampir 850 dibuka
kembali secara nasional. Sedangkan 25 pembukaan lainnya diumumkan Rabu dan ada
13 toko lain yang mungkin mengantar ke sisi jalan karena lokasi tidak
memungkinkan pembeli masuk ke dalam toko.
Sumber: Detik.com