Jakarta - Deputi Bidang SDM, Teknologi, dan Informasi
Kementerian BUMN Alex Denni geram dengan kelakuan para direksi BUMN yang
komunikasinya kacau balau. Hal itu sejak adanya kebijakan bekerja dari rumah (work
from home/WFH).
Alex mengatakan, banyak direksi yang tidak fokus saat
pertemuan online sehingga pesan yang disampaikan tidak terserap dengan baik.
Belum lagi ada beberapa direksi yang hanya titip absen hingga diwakili, tanpa
ingin tahu informasi apa yang terjadi setelahnya.
"Kita tahu bahwa kalau kita mendengarkan sesi seperti
ini tentunya hanya separuh yang betul-betul mendengarkan. Sebagian lainnya
menyambil-nyambilnya. Sambil buka WhatsApp, sambil ngerjain dan lain-lain.
Lebih menarik lagi misalnya dari separuh yang mendengar hanya separuh yang
paham apa yang dimaksud," katanya dalam telekonferensi #COVIDSafeBUMN,
Rabu (20/5/2020).
Ia mencontohkan soal surat edaran yang dikeluarkan baru-baru
ini untuk direktur utama BUMN perihal Antisipasi Skenario The New Normal BUMN.
Banyak direksi yang masih bertanya apakah tanggal 26 Mei kembali bekerja di
kantor, padahal jelas maksudnya 26 Mei adalah batas terakhir tiap unit usaha
mengirimkan prosedur standar operasional.
"Masih ada Direktur SDM yang nanya 'Pak apakah karyawan
kita harus masuk tanggal 26 Mei? Padahal PSBB-nya mau diperpanjang'. Ini kan
pertanyaan yang luar biasa. Jadi Anda boleh saja tidak hadir dalam sesi meeting,
boleh saja diwakilkan tapi tolong jangan seperti mahasiswa tempo dulu yang nitip
absen. Begitu absennya dititip selesai tanggung jawabnya," tegasnya.
Alex sebenarnya tidak mempermasalahkan direksi yang suka
titip absen. Yang terpenting adalah pesannya sampai dan tercerna dengan baik.
"Biasanya kalau kita meeting datang cuma buat setor
muka doang abis itu ngilang lewat pintu belakang. Ini juga sama beberapa di
antaranya mewakilkan tapi kami sebetulnya tidak mempermasalahkan ada yang
mewakili. Yang paling penting adalah komunikasinya sampai karena di era seperti
sekarang ini komunikasi yang akan mempengaruhi organisasi ke depan ataupun ke
belakang," ujarnya.
Sampai saat ini baru 82% BUMN yang siap menghadapi The New
Normal. BUMN yang belum siap diharapkan bisa mengikuti perubahan yang sangat
cepat ini sehingga tidak ada BUMN yang tertinggal.
"Masih ada waktu, sudah 82% progres kita sampai hari
ini artinya 26 Mei 100% BUMN. Buat yang belum tolong segera bangun sehingga
hiduplah di kebutuhan yang baru. Transformasinya jauh lebih cepat dari yang
kita persiapkan. Pastikan Anda ikut dalam gelombang formasi ini jangan sampai
ada BUMN kita yang tertinggal," tegasnya.
Sumber: Detik.com