Viral Warga Buol Ngamuk karena Dilarang Salat Id di Masjid, Ini Faktanya
Jakarta - Viral
video yang menayangkan kericuhan di sebuah desa di wilayah Buol, Sulawesi Tengah. Di situ
disebut penyebabnya adalah kepala desa setempat melarang warga salat Id berjemaah di masjid.
Polisi pun memberi penjelasan.
Video kericuhan ini ternyata benar adanya. Peristiwa itu
terjadi di salah satu desa di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng), pagi
hari tadi usai salat Id. Meski begitu, polisi menyebut keributan dipicu ulah
provokator.
"Jadi memang betul (kejadiannya), ini kan Kabupaten
Buol lagi PSBB. Di sini sudah statusnya merah kan. Dari Pemkab sudah
memberlakukan PSBB, berarti kegiatan dibatasi semua, termasuk itu salat di
masjid secara berjemaah sementara kan dibatasi dulu untuk mencegah penyebaran
virus (Corona) ini," kata Kapolsek Bunobogu, AKP Muhammad Hasby, kepada detikcom,
mengawali penjelasannya pada Minggu (24/5/2020).
Hasby mengatakan, dari tingkat pemerintah kabupaten, camat
hingga kepala desa telah melakukan sosialisasi kepada warga agar melaksanakan
salat Id di rumah. Namun ada warga yang bersikeras menunaikan salat Id di
masjid.
"Nah Pemkab, camat turun sampai ke kepala desa sudah
sosialisasi ke desa-desa, kecamatan semuanya, bahwa untuk pelaksanaan salat Id
belum bisa di masjid. Kita harus laksanakan di rumah dengan keluarga. Tapi ada
memang beberapa warga desa yang keras kepala, tapi tidak semuanya.
(Jemaah)
satu masjid itu, Masjid Al-Nikmat di Desa Lripubogu, Kecamatan Gadung,"
jelas Hasby.
Dia menjelaskan ada 30 orang jemaah yang salat Id di masjid
tersebut. Karena prosesi salat Id sudah telanjur berlangsung, perangkat dan
aparat desa menunggu hingga selesai, kemudian menegur pihak masjid yang tak
mengindahkan imbauan salat Id di rumah.
"Nah wilayah saya kan dua kecamatan, Bunobogu sama
Gadung. Polsek saya meng-cover dua wilayah. Ini yang viral di Kecamatan Gadung.
Jemaah kurang-lebih 30 orang. Posisi masjid kan agak masuk ke dalam, di
Lripubogu itu ada dua masjid, pertama, di pinggir jalan ada masjid besar, itu
memang tutup. Nah Masjid Al-Nikmat ini yang sempat digunakan untuk salat
Id," terang Hasby.
"Karena sudah telanjur dipergunakan untuk salat, aparat
hanya menunggu di luar. Ada Kades, Linmas, Kapospol, Bhabinkamtibmas. Mereka
tidak berhentikan karena telanjur sudah salat, mereka biarkan. Kemudian di
dalam masjid juga mereka tidak menerapkan protokol kesehatan, termasuk jaga
jarak. Nah pas keluar, selesai salat, ditegurlah oleh kepala desa bernama Pak
Hamzah. Ditanya siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan salat tadi,"
sambung Hasby.
Saat Kades menegur jemaah, diduga ada provokator yang
membuat panas suasana. Akhirnya terjadilah kekerasan fisik oleh warga ke
perangkat dan aparat desa.
"Di situ terprovokasi itu oleh beberapa orang, termasuk
imamnya salat Id itu. Ada yang provokasi sehingga situasi panas. Pak camatnya
itu kena tendang, kemudian Kapospol juga didorong, sambil teriak-teriak mau
ditembak katanya," cerita Hasby.
Mendengar informasi kejadian, Hasby langsung bertolak ke
lokasi. Para warga diajak duduk bersama, kemudian diamankan ke Polsek Bunobugo.
"Saya saat kejadian lagi mengawasi masjid besar di
kecamatan induk. Setelah dengar informasi itu, saya langsung ke TKP (tempat
kejadian perkara). Alhamdulillah saya amankan semua, saya netralisir, saya ajak
duduk bersama dengan yang diduga pelaku kekerasan terhadap perangkat dan aparat
desa," sebut Hasby.
"Saya imbau semuanya ikut ke polsek untuk pengamanan
dulu, daripada di situ berlama-lama, nanti masalah makin besar, akan ada
pro-kontra dan debat kusir. Semuanya alhamdulillah kooperatif. Ada 19 orang
kita bawa ke polsek," tutur dia.
Sumber: Detik.com