BKKBN Sebut Kasus 'Tak Sengaja' Hamil Saat Pandemi Banyak Terjadi di Kota



Jakarta - Dalam perayaan Hari Keluarga Nasional pada hari Senin (29/6/2020), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan kampanye pembagian satu juta kontrasepsi gratis. Tujuannya untuk mencegah terjadinya lonjakan angka kelahiran atau baby boom akibat pandemi virus Corona COVID-19.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), mengatakan saat ini terjadi penurunan tingkat pengguna kontrasepsi sekitar 10 persen. Alasannya karena sebagian warga mengurangi kunjungan ke fasilitas kesehatan, menahan diri mencari layanan kontrasepsi.

Dampaknya beberapa daerah mulai melaporkan peningkatan angka kelahiran. Hasto mengakui bahwa saat ini tingkat angka kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak disengaja cukup tinggi, yaitu rata-rata nasional sekitar 17,5 persen.

"Kita sedih loh sekarang ini rata-rata nasional kehamilan tidak dikehendaki 17,5 persen. Setiap 100 orang ada 17 yang kalau ditanya hamilnya tidak disengaja dan tidak direncanakan," kata Hasto yang yakin saat ini angka tersebut sudah naik lagi karena pandemi COVID-19, dikutip Detik.com.

Warga di kota besar jadi sorotan karena angka kehamilan tidak direncanakannya bisa jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional. Hasto memberi contoh, DKI Jakarta saja bisa memiliki angka kehamilan tidak direncanakan sampai 26 persen sementara D.I. Yogyakarta 24 persen.

"Di kota-kota besar pun hamil yang tidak direncanakan atau tidak disengaja itu cukup tinggi angkanya. Seperti di DKI bisa 26 persen, di DIY 24 persen. Jadi angka-angka ini justru tinggi untuk wilayah kota," lanjut Hasto.

Program pembagian sejuta kontrasepsi ini dilakukan BKKBN dalam sehari di seluruh provinsi. BKKBN bekerja sama dengan puskesmas, bidan, dan mitra di masyarakat lainnya untuk memberikan layanan dan melaporkan pembagian kontrasepsi.

Kontrasepsi gratis yang diberikan oleh BKKBN adalah kondom, pil, suntik, implan, metode operasi wanita (MOW), dan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi.