Bunuh Diri Karena Informasi Sesat Aplikasi Trading


Foto: ilustrasi
Jakarta - Alexander Kearns, seorang pelajar dia Amerika Serikat (AS) berusia 20 tahun bunuh diri setelah kaget dan kebingungan saat melihat saldo negatif pada akun trading saham-nya. Saldo negatif ini dikira Alexander sebagai utang.

Tak main-main, jumlah negatif itu mencapai angka US$ 730 ribu, kalau dirupiahkan dalam kurs Rp 14 ribu jumlahnya mencapai Rp 10,2 miliar. Hal itu terjadi pada akun trading Robinhood-nya.

Dilansir dari CNN, Senin (22/6/2020) Alexander ditemukan tewas pada 12 Juni. Menurut pihak berwenang setempat di Plainfield, Illinois, kematiannya ditetapkan sebagai tindakan bunuh diri.

Tragedi ini menjadi perbincangan, mengingat potensi bahaya ledakan perdagangan saham bebas pada kaum milenial yang diinspirasi oleh Robinhood. Aplikasi ini telah memberikan kemudahan akses trading instrumen keuangan kepada para investor muda, padahal instrumen seperti ini biasa digunakan oleh para investor berpengalaman.

Keluarga Alexander sendiri menyatakan bahwa anak laki-lakinya ini disesatkan oleh sistem antarmuka pada aplikasi Robinhood. Alexander merasa berutang hingga Rp 10 miliar, padahal sebenarnya tidak demikian.

"Bocah itu bunuh diri dengan berdiri di depan sebuah kereta api, karena sebuah perusahaan teknologi tidak dapat menunjukkan maksud dari saldo negatif US$ 730 ribu kepada seorang anak berusia 20 tahun," ujar kerabat Alexander, Bill Brewster, mengutip Detik.com

Bill menyatakan akan melakukan apa pun untuk menarik perhatian dunia pada apa yang dia lihat sebagai penyimpangan serius dalam pengawasan aplikasi Robinhood, yang menurutnya memungkinkan tragedi bunuh diri pada kerabatnya ini terjadi.

"Perusahaan ini beracun bagi saya sekarang," tegas Bill.
Bill menyalahkan Robinhood karena secara bersamaan mendorong produknya ke pedagang muda tanpa menempatkan pengamanan atau informasi yang jelas untuk mencegah kebingungan pada penggunanya.

Cara kerja aplikasi Robinhood sendiri memang memuat informasi uang tunai dan daya beli sebagai posisi negatif. Hal itu terjadi sampai sisi lain dari perdagangan diproses. Bukan berarti bahwa ini adalah saldo atau utang yang negatif.

Robinhood sendiri sudah mengumumkan serangkaian perubahan pada penawaran opsi dan antarmuka pengguna secara langsung dalam menanggapi insiden tersebut. Pihak aplikator berjanji untuk membuat lebih banyak informasi tentang bagaimana strategi perdagangan yang canggih ini bekerja.

"Kami secara pribadi hancur oleh tragedi ini," Vlad Tenev dan Baiju Bhatt, salah satu pendiri Robinhood.

Robinhood mengumumkan akan meluncurkan perbaikan pada antarmuka penggunanya, termasuk cara daya beli ditampilkan. Mereka mengatakan akan ada perbaikan pada pesan dalam aplikasi dan email yang dikirimkan kepada pelanggan tentang opsi transaksi serta perubahan pada halaman riwayat dalam aplikasi untuk membantu pengguna memahami mekanisme aplikasi.

Mereka juga sedang mempertimbangkan kriteria tambahan, utamanya pendidikan, untuk pelanggan yang mau mendaftar. Startup ini juga menambahkan sumber daya pendidikan tambahan di pusat bantuannya dan berencana untuk menyewa spesialis pendidikan pilihan.

Perusahaan juga mengaku akan memberikan sumbangan sebesar US$ 250 ribu kepada American Foundation for Suicide Prevention (Komite Pencegahan Bunuh Diri AS) sebagai bentuk solidaritas terhadap kematian Alexander.