Dirut Pertamina Akui Tak Nyaman Terlalu Banyak Ditanya Harga BBM



Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Pesero) Nicke Widyawati mengaku tak nyaman banyak ditanya perihal harga BBM turun. Itu ditambah pertanyaan dengan BBM produksi dalam negeri yang lebih mahal dibanding membeli BBM impor.

"Pak tidak nyaman pak diserang-serang oleh semua orang kenapa BBM tidak turun, terus terang bu, tadi kan ada mempertanyakan masa memproduksi BBM sendiri lebih mahal dibanding beli, faktanya demikian bu," kata Nicke dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Senin lalu (29/6/2020), dikutip dari Detik.com.

Dia menjelaskan, harga BBM impor beberapa waktu lalu harganya lebih murah dibanding impor minyak mentah. Padahal, impor minyak mentah juga mesti ada tambahan ongkos untuk produksi.
"BBM impor itu harganya bisa lebih murah dibanding impor crude padahal kita harus ada production cost. Faktanya begitu. Kemarin-kemarin, sekarang sudah mulai normal," ujarnya.

Menurutnya, Pertamina bisa saja untung hanya dengan berdagang atau trading. Tapi, itu tidak dilakukan karena Pertamina ialah BUMN.

"Kalau sebelumnya ada spread, ini boro-boro, spread negatif. Jadi sebetulnya bagi Pertamina tutup kilang, tutup sumur itu beli aja jadi trading company lebih menguntungkan. Tapi kan kita BUMN," ungkapnya.

Menurutnya, jika menutup kilang hingga sumur maka akan memberikan dampak besar. Ia mengungkapkan, dampak di antaranya matinya industri turunan hingga dampak ke pekerja.

"Kalau itu kita tutup itu kan seperti bangunan runtuh, industri turunannya ikut mati, 80 ribu pekerja langsung, kalau tidak langsung 800 ribu, malah juta. Itu juga akan ikut mati. Tapi memang pemahaman ini tidak semua orang memahami," ungkapnya.